Mengenal Lebih Dekat 11 Varian Virus COVID-19, Delta Paling Berbahaya
Ada empat varian yang masuk dalam kategori VOCs
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDNTimes - Virus COVID-19 yang pertama kali mewabah di Wuhan, Tiongkok, pada tahun 2019 lalu, menjadi pandemik di seluruh dunia. Hingga saat ini, virus COVID-19 sudah mengalami mutasi dan menjadi banyak varian.
Berikut penjelasan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, dr. I Wayan Duta Krisna SpMK, mengenai 11 varian COVID-19 yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
1. Empat varian masuk dalam kategori Variants Of Concern (VOCs)
Menurut Krisna, Variants of Concern (VOCs) adalah varian yang harus diawasi secara ketat untuk mengetahui perkembangan pandemik. Adapun empat varian COVID-19 yang masuk ke dalam VOCs ini di antaranya:
Alpha:
- Ditemukan di Inggris pada September 2020
- Gejala: lebih berat dari varian asalnya
- Penularan lebih cepat 40 persen - 80 persen dari varian asalnya
- Vaksinasi membuat gejala yang timbul dari varian ini menjadi ringan
Beta:
- Ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020
- Dapat menghindari sistem kekebalan tubuh
- Gejala infeksi mirip dengan gejala varian asal secara umum, tetapi COVID-19 varian Beta gejalanya sedang hingga berat
- Diketahui lebih kebal terhadap beberapa jenis pengobatan
- Vaksinasi membuat gejala yang timbul dari varian ini menjadi lebih ringan
Gamma:
- Ditemukan di Brazil pada November 2020
- Cenderung kebal terhadap pengobatan COVID-19 sehingga tingkat kematiannya lebih tinggi dari varian asalnya
- Efektivitas vaksinasi belum diketahui dan perlu penelitian lebih lanjut
Delta:
- Ditemukan di India pada Oktober 2020
- Tercatat 30 persen sampai 100 persen lebih mudah menular dari varian Alpha
- Potensi peningkatan risiko dibutuhkannya rawat inap hampir dua kali lipat dari varian Alpha
- Vaksinasi mampu melindungi dan meringankan gejala dari varian ini