TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trauma Buruk Masa Lalu Orangtua Pengaruhi Anak Jadi Tertutup

Merawat anak ternyata gak mudah ya

ilustrasi orang menasihati (pexels.com/Julia M Cameron)

Mengasuh anak tak semudah yang dibayangkan. Belum tentu seluruh orangtua menerapkan pola asuh yang cukup baik di rumah untuk tumbuh kembang buah hati. Sebab terkadang orangtua juga memiliki trauma masa lalu yang belum selesai. Hal ini membawa dampak buruk terhadap pola asuh anak, misalnya menggunakan kekerasan secara verbal maupun nonverbal.

Belum lagi ketika orangtuanya sedang berkonflik di dalam rumah dan depan mata anaknya. Seringkali mereka tidak menyadari hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan dan trauma yang terdalam bagi anaknya.

Yuk kenali dulu jenis-jenis trauma dalam rumah tangga dan cara mengatasinya, melansir dari rilis resmi acara webinar bersama Psikolog dan Konselor Pernikahan, Dr Adriana Soekandar Ginanjar MSc Psikolog, yang dimoderatori oleh Dokter Spesialis Anak sealigus Founder Tentang Anak Official, dr Mesty Ariotedjo SpA, tentang pola pengasuhan pada anak yang dipengaruhi oleh hubungan suami istri di masa lampau pada 20 Januari 2022 lalu.

Baca Juga: 6 Cara Merawat Orang Hamil Menurut Ajaran Hindu Bali

1. Jenis trauma dalam berumah tangga

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/rodnae-prod)

Setiap manusia memang memiliki trauma, dan ia harus mengenalinya lebih awal. Tujuannya agar dia dapat memproses trauma menjadi bentuk emosi yang baik. Sehingga tidak sampai memengaruhi keluarga terdekatnya.

Menurut Psikolog dan Konselor Pernikahan, Dr Adriana Soekandar Ginanjar MSc, ada tiga jenis trauma di antaranya:

  • Trauma akut: terjadi satu kali tetapi intens. Seperti perceraian, bencana alam, dan pelecehan seksual yang terjadi di masa lampau atau masa kecil
  • Trauma kronis: terjadi berulang kali dalam jangka waktu panjang. Misalnya mendapatkan kekerasan dari orangtua atau orang sekitar, bullying, melihat kekerasan dan konflik orangtua
  • Trauma kompleks: kejadiannya beragam, terdiri dari kejadian traumatis yang berbeda-beda.

Baca Juga: Doa Pengampun Dosa Menurut Hindu Bali

2. Anak akan menjadi tertutup apabila orangtua tidak segera memperbaiki traumanya

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Apabila tidak segera diperbaiki, maka trauma tersebut terus menghantui kehidupan sehari-harinya. Hal itu akan memengaruhi pola asuh terhadap anak ketika dia menjadi orangtua. Tentu saja orangtua tidak menginginkan hal yang sama atau hal buruk menurun ke buah hatinya.

“Ada beberapa faktor lainnya seperti orangtua yang tidak memahami anak, dan orangtua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar. Hal ini membuat anak menjadi rentan terkena trauma di kehidupannya. Misalnya sifat anak menjadi tertutup,” kata Dr Adriana.

Berita Terkini Lainnya