Pesanan Kain Tenun di Tabanan Seret, Mati Suri Selama Pandemik
Semoga usaha para perajin ini bisa bangkit kembali ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Kelompok perajin kain tenun ternyata tidak hanya ada di Kabupaten Karangasem dan Klungkung. Tabanan pun memiliki perajin kain tenun, tepatnya di Desa Kebon Padangan, Kecamatan Pupuan. Walaupun jumlahnya masih terbatas, tidak sebanyak yang ada di Karangasem.
Awalnya para perajin di Tabanan sepenuhnya tergantung pada pengepul dalam penjualan produk mereka. Akibatnya, harga jual akhir kain tenun yang mereka hasilkan pun kemudian ditentukan oleh pengepul.
Mengatasi kondisi itu, para perajin kemudian membentuk kelompok bernama Kelompok Tenun Rambut Sedana. Dengan cara ini mereka berharap bisa juga secara mandiri menjual produk tenunnya dan langsung ke konsumen dengan harga yang mereka tentukan sendiri. Lalu bagaimana produksi dan penjualan mereka di masa pandemik ini?
Baca Juga: Sopir Avanza di Tabanan Ngantuk, Melindas 3 Orang di Trotoar
1. Perajin kain tenun di Tabanan awalnya berasal dari Sidemen, Karangasem
Menurut Ketua Kelompok Tenun Rambut Sedana, I Wayan Cening Dirgayusa, munculnya perajin kain tenun di Desa Kebon Padangan, Pupuan, berawal dari datangnya tiga orang perajin yang berasal dari Sidemen, Karangasem.
"Sekitar tahun 1995-an baru ada tiga orang. Mereka warga Sidemen, Karangasem yang pindah dan menetap di Pupuan. Kemudian melanjutkan usaha menenunnya di sini," ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Belakangan, warga Sidemen yang pindah dan menetap di Desa Kebon Padangan semakin bertambah. Menurut Wayan Cening, saat ini ada 10 anggota di kelompoknya. Sembilan di antaranya bisa menenun.
"Dari sembilan itu, enam orang berasal dari Sidemen Karangasem. Dua warga lokal, satu warga Singaraja yang menikah dengan warga Karangasem tetapi tinggal di Pupuan. Sementara saya sendiri sebagai ketua belum bisa. Masih belajar," jelasnya.