Diterpa Isu Meningitis, Harga Babi di Tabanan Anjlok
Peternak: Kita yang melihara, kok harga ditentukan pembeli
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Usaha ternak babi di Kabupaten Tabanan belum sepenuhnya pulih dari isu penyakit swine flu atau flu babi sejak tahun 2020 lalu. Kini muncul lagi penyakit meningitis yang terjadi di Kabupaten Gianyar. Seringnya diterjang isu penyakit menyebabkan harga jual babi hidup di kalangan peternak anjlok, dan tidak menutupi biaya produksi yang justru semakin mahal.
Peternak berharap pemerintah mau menetapkan harga jual babi seperti sapi, sehingga memberikan perlindungan bagi para peternak.
Baca Juga: Meningitis Muncul di Gianyar, Hati-Hati Makan Daging Mentah
Baca Juga: Hanya Punya 2 Petugas, Tera Ulang di Tabanan Tak Optimal
1. Harga jual babi tak menutupi biaya operasional
Peternak babi dari Desa Baru, Kecamatan Marga, I Ketut Gede Jaya Ada, menyebutkan harga babi hidup di tingkat peternak kini sekitar Rp35.000 hingga Rp36.000 per kilogram. Harga ini turun dari harga Rp40.000 hingga Rp43.000 per kilogram.
Meskipun harga sempat anjlok karena kabar flu babi, namun mulai naik lagi menjadi Rp40 ribu-Rp43 ribu per kilogram. Sekarang, ketika isu meningitis menyebar, harganya kembali anjlok.
"Babi memang selalu jadi kambing hitam kalau ada penyakit begini," keluhnya, Rabu (3/5/2023).
Apalagi harga ini tidak dapat menutupi biaya operasional, terutama yang murni memakai pakan dari pabrik. Contohnya, bahan pakan dasar seperti jagung harganya naik dari Rp250 ribu per kilogram menjadi Rp325 ribu per kilogram. Dengan biaya produksi yang meningkat, tentu saja harga saat ini tidak menutupi.
"Minimal harus Rp40.000 per kilogram. Itu pun untungnya tipis sekali. Kalau harga sekarang tidak nutup," ujar Jaya.