TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Untung Berlipat, Ini Trik Bisnis Padi Sekaligus Ikan dalam satu Lahan

Trik ini sudah diterapkan di tiga desa wilayah Tabanan

Peneapan Mindikoda oleh petani di Tabanan. Dok.IDN Times

Tabanan,IDN Times - Pertanian saat ini menjadi usaha yang menjanjikan di tengah pandemik COVID-19. Namun jika hanya bergantung pada menanam padi saja tanpa ada kreativitas, tentu pendapatan petani hanya stagnan begitu-begitu saja. Bahkan bisa saja merugi apabila terjadi serangan hama maupun bencana.

Kini beberapa petani di Tabanan menerapkan mindikoda (Mina Padi Kolam Dalam). Pada teknik ini, selain menamam padi, petani juga sekaligus memelihara ikan. Selain bisa menurunkan serangan hama, pendapatan petani juga menjadi dua kalinya yaitu menjual gabah sekaligus ikan.

Baca Juga: BIMC Siloam Nusa Dua Buka Layanan Drive Thru Rapid Test, Ini Biayanya

1. Tiga desa di Tabanan menerapkan metode ini

Kepala Bidang Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, I Kade Artina. (Dok.IDN TImes/Istimewa)

Kepala Bidang Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, I Kade Artina, memaparkan mengenai apa itu mindikoda.

"Mindikoda adalah sebuah teknik penanaman padi yang dikelilingi oleh kolam ikan atau teknik pemeliharaan ikan yang dibarengi dengan penanaman padi dalam satu lahan," ujarnya, Rabu (20/5).

Tahun 2019 lalu, beberapa petani di Tabanan menerapkan metode ini. Yaitu di Desa Tengkudak dan Desa Tajen di Kecamatan Penebel; dan Desa Gunung Salak di Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim).

"Untuk tahun 2020 ini, petani di Desa Gunung Salak Seltim dan Desa Tajen Penebel berencana akan kembali menerapkan teknik penanaman ini," lanjutnya.

2. Berapa modal yang dikeluarkan untuk penerapan mindikoda?

Penerapan Mindikoda di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kade Artina menjelaskan, modal yang dikeluarkan petani untuk metode ini adalah satu paket kurang lebih Rp15 juta untuk ukuran delapan are lahan sawah. Paket ini termasuk bibit ikan nila sebanyak empat ribu ekor berukuran lima sampai tujuh centimeter, dan pakan sebanyak 1.083 kilogram. Memanen ikan ini hampir berbarengan dengan padi, yaitu setelah lima sampai enam bulan.

"Panennya selektif. Tidak sekaligus. Jadi yang ikannya sudah ideal dipanen. Rentang lima sampai enam bulan," jelas Kade Artina.

Baca Juga: Kabar Gembira! Listrik Digratiskan Lagi sampai September

Berita Terkini Lainnya