TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Cara Tidak Tertipu Agen Travel di Bali, Belajar dari Kasus Uya Kuya

Uya Kuya pernah ditipu agen travel abal-abal di Bali

Instagram.com/laplanchabali

Astrid Kuya baru-baru ini mengalami musibah ketika berlibur ke Bali. Istri Uya Kuya tersebut mengaku menjadi korban penipuan agen travel. Ia percaya karena agen tersebut memiliki situs yang menampilkan paket wisata, persewaan mobil, dan lainnya. Astrid dan Uya mendapat tawaran hotel mewah sampai Rubicon selama liburan di Bali.

Begitu tiba di Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai, Astrid dan keluarganya tidak segera dijemput. Agen tersebut memblokir nomor mereka. Berkaca dari kasus Uya Kuya dan keluarganya, gimana sih biar gak tertipu agen travel di Bali? Berikut ini pendapat para pelaku pariwisata di Bali:

Baca Juga: Vila Murah di Canggu Bali Dekat Pantai, Mulai Rp135 Ribuan

1. Pelaku pariwisata yang memiliki medsos belum tentu punya izin agen travel

Instagram.com/laplanchabali

Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Sumariyanto, belum bisa menilai secara lengkap berdasarkan kabar yang dialami oleh Uya Kuya dan keluarganya. Sebab tidak mengetahui secara detail bagaimana proses dan deal-nya tersebut. Namun ia menilai, liburan dan transaksi yang paling tepat serta aman adalah booking melalui agen travel yang sudah terdaftar dalam Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita).

"Karena saya melihat Uya Kuya hanya melihat social media saja, yang tentunya bisa dipalsukan," kata Sumariyanto ketika diwawancara via WhatsApp, Jumat (8/10/2021) lalu.

Menurutnya, pelaku pariwisata yang memiliki media sosial (Medsos) belum tentu punya izin agen travel.

"Yang promosi layanan jasa perorangan mungkin banyak."

Pernyataan ini sejalan dengan pemikiran Direktur agen travel Majagaru Holidays, Hendra Surya. Banyak orang yang mencari jalan untuk mendapatkan konsumen dengan berbagai cara. Sekarang mudah untuk membuat situs, medsos, dan lainnya.

"Semua bisa membuat medsos. Driver saja bisa buat agen travel, lalu meminta teman-teman lainnya untuk komentar bagus di medsos," ungkapnya.

Baca Juga: 10 Tempat Sewa Motor di Bali, Mulai Rp35 Ribu per Hari

2. Membangun kepercayaan konsumen memang memerlukan waktu yang lama

Ilustrasi keliling dunia (Pixabay)

Industri pariwisata, kata Sumariyanto, dibangun tentunya membutuhkan waktu dan kepercayaan yang tinggi melalui layanan terbaik, yaitu satisfied and repeater costumer. Artinya, pelanggan puas dan akan mengulangi menggunakan layanan jasa yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.

"Ketika mereka puas dengan layanan kita, maka akan recommend kita ke teman dan saudaranya," ujarnya.

Sementara menurut Hendra, agen travel yang bagus adalah memiliki badan usaha dan izin usaha, lokasinya jelas, mempunyai nomor telepon kantor yang bukan nomor handphone, track-nya dapat dilihat dari penilaian tamu yang banyak, atau foto-foto tamu. Beberapa poin tersebut menjadi penilaian utama dalam menentukan agen travel yang bagus.

"Karena berhubungan dengan kontak bila terjadi apa apa. Review (Review di medsos) hanya salah satu bahan pertimbangan."

Baca Juga: 10 Rental Mobil Lepas Kunci di Denpasar, Harga Mulai Rp175 Ribu

Berita Terkini Lainnya