5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke Bali

Diperkirakan dibangun sejak pertengahan abad ke 11M, lho

Terletak di Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, berdiri candi-candi yang dipahat pada dinding batu tinggi. Tempat ini bernama Candi Tebing Gunung Kawi, atau sering juga disebut dengan Pura Gunung Kawi Bali. Tempat ini termasuk situs bersejarah di Pulau Bali yang dibuka untuk umum.

Dengan keindahannya yang menawan, Candi Tebing Gunung Kawi menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, terutama mancanegara. Sebelum berkunjung ke sini, ketahui beberapa fakta berikut ini.

Baca Juga: Lokasi dan Harga Tiket Masuk Candi Gunung Kawi di Bali

1. Merupakan tempat pemujaan Raja Bali pada zaman dahulu

5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke BaliDinding Batu Lainnya yang Dimakan oleh Zaman (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Menurut sejarah, Raja Udayana bersama permaisurinya, Gunapriya Dharmapatni, mempunyai 3 anak yaitu Airlangga sebagai putra sulung dan Raja Kediri di Jawa Timur; kemudian Marakata; dan Anak Wungsu yang akhirnya meneruskan tahta Raja Udayana di Bali.

Saat Anak Wungsu meneruskan tahta ayahnya pada tahun 1049-1080 Masehi, Gunung Kawi menjadi tempat pemujaannya. Setelah itu, raja-raja tersebut wafat dan distanakan di Candi Gunung Kawi.

2. Nama Gunung Kawi diambil sesuai dengan kenyataannya

5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke BaliMegahnya Candi Tebing Gunung Kawi (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Makna dari nama Gunung Kawi yaitu gunung yang berarti gunung, dan kawi mempunyai arti pahatan. Nama ini diambil sesuai dengan keadaan candi-candi di dalamnya, yang dibuat dari batu tebing di pegunungan dengan cara dipahat.

Menurut penelitian, candi ini dibuat pada masa Pemerintahan Raja Udayana hingga pemerintahan anaknya yang ketiga bernama Anak Wungsu, sekitar abad ke-11 Masehi.

3. Terdapat dua kelompok candi yang dipisahkan oleh sungai

5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke BaliSungai Pakerisan yang Mengalir di Candi Tebing Gunung Kawi (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Memasuki kawasan Candi Tebing Gunung Kawi, kamu akan menemukan 2 kelompok candi yang terpisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Kelompok pertama ada 5 candi yang berada di sisi timur sungai dan dianggap sebagai bagian utama dari kompleks candi ini. Kemudian kelompok yang kedua, ada 4 candi yang berderet dari utara ke selatan menghadap ke arah sungai. Ada 1 lagi candi yang berjarak sekitar 200 meter dari keempat candi ini.

4. Suasana dan pemandangannya bakal membuatmu terpana

5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke BaliTempatnya Sejuk dan Asri (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Begitu memasuki wilayah Candi Tebing Gunung Kawi, kamu akan dimanjakan pemandangan yang didominasi oleh dinding-dinding batu cadas yang dipahat berbentuk candi, dan dibingkai sebuah lengkungan. Lengkungan di sekitar candi ini berfungsi sebagai pelindung, agar candi-candi tersebut tidak terkena erosi yang bisa merusaknya.

Suasana di area candi ini sangat tenang dan sejuk, karena banyak pepohonan rindang serta sungai yang mengalir di tengahnya. Tempat yang tepat untuk rekreasi maupun melepas penat.

5. Terus dijaga dengan baik dan menjadi tempat spiritual umat Hindu Bali

5 Fakta Candi Gunung Kawi, Harus Kamu Kunjungi Kalau ke BaliMegahnya Candi Tebing Gunung Kawi (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Karena nilai sejarahnya tinggi, Candi Tebing Gunung Kawi menjadi situs purbakala yang dilindungi dan difungsikan oleh warga setempat sebagai tempat peribadatan umat Hindu Bali.

Pada hari-hari tertentu, warga sekitar datang ke candi ini untuk melakukan upacara dan memberikan persembahan kepada leluhur mereka. Jadi kamu harus ikut menjaga tempat ini dengan baik saat berkunjung ya.

Natalia Indah Kartikaningrum Photo Community Writer Natalia Indah Kartikaningrum

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya