Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di Jatiluwih

Harga sewanya sepadan dengan apa yang saya dapatkan

Pulau Bali kini resmi membuka penerbangan internasional di Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai sejak Kamis 14 Oktober 2021 lalu. Sejumlah aturan diberlakukan untuk menekan penyebaran COVID-19. Contohnya untuk wisman, mereka harus menjalani karantina selama lima hari di 35 hotel yang telah ditunjuk oleh pemerintah setempat.

Sedangkan wisatawan domestik (Wisdom) harus menunjukkan hasil tes negatif Polimerase Chain Reaction (PCR) dua hari sebelum keberangkatan, dan sertifikat vaksinasi minimal dosis pertama. Namun aturan untuk wisdom ini ada kemungkinan berubah lagi. Bagaimanapun, kita ikuti saja kebijakannya demi keamanan dan kenyamanan diri sendiri.

Itulah informasi seputar pariwisata di Bali. Buat kamu yang sedang merencanakan jalan-jalan ke Bali harus melengkapi persyaratan-persyaratannya ya. Sembari memastikan jadi atau tidaknya kamu berangkat ke Bali, IDN Times menyajikan pengalaman glamping di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan. Siapa tahu bisa jadi rekomendasi kamu. Tempat ini cocok banget buat kamu yang senang mencari ketenangan batin di Bali:

1. Seruput kopi bali di pinggir Rice Terrace Jatiluwih

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihPemandangan Rice Terrace Jatiluwih, Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Saya berangkat pada pukul 08.30 Wita, naik sepeda motor dari Kota Denpasar ke Jatiluwih. Perjalanannya sekitar satu jam dan melewati jalan yang berliku, pedesaan, pemandangan sawah, dan hutan. Akhirnya sekitar pukul 09.30 Wita, kami tiba di Rice Terrace Jatiluwih. Sawah yang terkenal dengan sistem pengairannya dengan nama subak, dan telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.

Saya memilih berhenti di Bhuana Agung Restaurant untuk minum kopi bali. Restoran ini punya dua tempat duduk yaitu di dalam restoran, dan pinggir sawah di seberang jalan. Tentu saja saya memilih duduk di pinggir sawah sambil minum kopi bali seharga Rp20 ribu, belum termasuk pajak 10 persen.

Saya menghabiskan waktu di sana sembari mengamati seorang ibu mencabut rumput liar yang tumbuh di antara tanaman padi, mengobrol (Curhat, gibah, dan membahas program kantor ke depannya *halah) bersama teman, membantu teman yang minta dipotret, stretching, tidur, menikmati terik matahari pagi, dan melihat deretan kafe di sekitar Jatiluwih. Siang hari, saya dan teman-teman lapar. Kami memutuskan makan di tempat lain, dan menemukan Jaya Fried Chicken (JFC) di Jatiluwih. Saya memesan paket nasi, dua potong ayam, dan es teh seharga Rp19 ribu.

2. Perjalanannya berlanjut ke Bara Mountain Cabin

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (IDN Times/Dewi Suci)

Setelah berjam-jam duduk di pinggir sawah dan makan ayam goreng, saya melanjutkan perjalanan menuju Bara Mountain Cabin. Yaitu glamping yang berada di Jalan Pura Petali, Jatiluwih. Jaraknya sekitar 10 menit dari lokasi saya minum kopi. Acuannya adalah Pura Luhur Sri Rambut Sedana, Jatiluwih.

Untuk memudahkan pencarian lokasinya, silakan copy saja kode berikut ini ke Google Maps: 8°21'42.7"S 115°07'08.5"E.

Waktu check-in di sini adalah pukul 14.00 Wita dan check-out pada pukul 11.00 Wita.

2. Paket glampingnya berlaku untuk enam orang

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (IDN Times/?Dewi Suci)

Kebetulan glamping ini menawarkan paket promo yang berlaku untuk enam orang. Yaitu Rp1,2 juta per malam untuk weekday dan weekend. Kalau memerlukan extra bed, kamu hanya mengeluarkan biaya Rp100 ribu.

Harga paket tersebut sudah termasuk air mineral, tiga tenda yang masing-masing bisa diisi dua orang dewasa, perlengkapan kamar mandi seperti handuk, sabun, sampo, dan kondisioner. Termasuk juga fasilitas berupa WiFi, dua kamar mandi shower dengan air panas, dapur komplit, api unggun, dan lainnya.

Masing-masing tendanya sudah ada bantal, selimut tebal, air mineral yang bisa di-refill sewaktu-waktu, handuk, gelas, dan lainnya. Satu tenda cukup untuk menambah maksimal satu extra bed. Jadi kalau ada yang membawa anak-anak ke sini, mereka tetap bisa tidur bersama orangtuanya.

Biaya tersebut bisa kamu bagi enam orang, yang jika dihitung-hitung jatuhnya menjadi Rp200 ribu per orang. Harga ini sesuai dengan fasilitas dan pemandangan yang disajikan oleh Bara Mountain Cabin.

3. Dapurnya menyediakan fasilitas yang lengkap untuk memasak

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (IDN Times/Dewi Suci)

Foto di atas adalah penampakan dapurnya. Perlengkapan dapurnya cukup lengkap seperti panci, teflon, piring, mangkuk, gelas, spatula, dan lainnya. Termasuk juga ada biji kopi yang bisa kamu giling secara manual menggunakan alat grinder, dan teh celup. Jadi kamu bisa membawa bahan makanan dan mengolahnya di sini.

Kalau malas memasak, ada warung makanan juga kok. Tetapi kamu harus turun jalan ke arah Jatiluwih. Ada pedagang bakso, gorengan, fried chicken, makanan tradisional hingga barat.

4. Pemandangannya berupa hamparan pepohonan dan pegunungan

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihDok.IDN Times/Diki Cahyo Gumelar

Bara Mountain Cabin diapit oleh tiga gunung sekaligus di antaranya Batukaru, Sanghyang Pohen, dan Adeng. Jadi, sebaiknya kamu membawa baju hangat ya kalau mau menginap di sini. Hawanya benar-benar sejuk dan dingin pada malam hari.

Saya bersama teman-teman menghabiskan waktu untuk memandangi alam, bercengkerama, dan "Hahahihi" sepanjang waktu. Sampai malam tiba, kami menyiapkan olahan ayam dan daging slice untuk barbeque (BBQ).

5. Ada fasilitas untuk api unggun

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (Dok.IDN Times/Diki Cahyo Gumelar)

Tempat ini menyediakan perlengkapan lengkap api unggun seperti fire pit, kayu bakar, hingga portable grill. Cocok buat kamu yang suka bakar-bakar ikan, ayam, dan lainnya bareng teman-teman.

Seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, kami melanjutkan untuk bakar-bakar ayam, irisan daging sapi, dan marshmallow pada malam hari. Kebetulan beberapa teman saya membawa dari rumahnya berupa nasi putih, dan nasi merah yang sudah matang di dalam rice cooker.

Kami semua makan malam sambil bernyanyi dengan iringan gitar yang sudah disediakan oleh Bara Mountain Cabin. Saya bahagia dan kenyang!

6. Ini saran buat kamu: tidak perlu begadang biar bisa menikmati sunrise

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Foto di atas adalah penampakan bulan. Saya mengambil foto itu pada pukul 05.26 Wita. Sedangkan foto di bawah adalah proses terbitnya matahari (Sunrise) pada pukul 05.28 Wita. Nah, ini saran sih buat kamu. Sebaiknya tidak begadang ya biar kamu tidak ketinggalan menikmati momen sunrise sambil menyeruput kopi.

Setelah itu kamu bisa berjemur di pagi hari, sarapan roti atau mi instan, dan melakukan berbagai aktivitas lainnya seperti trekking hingga yoga.

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihSunrise di Bara Mountain Cabin. (IDN Times/Irma Yudistirani)

7. Ada bubur beras merah yang wajib kamu cobain di Jatiluwih

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBubur beras merah jatiluwih. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Setelah puas menginap dan melakukan berbagai macam aktivitas di Bara Mountain Cabin, kamu bisa melanjutkan perjalanan pulang melewati jalur Rice Terrace Jatiluwih. Dari beberapa kafe dan restoran yang berjajar di sepanjang sawah tersebut, ada satu tempat lagi yang wajib kamu kunjungi. Yaitu Warung Bubur Beras Merah. Warung ini menempati sebuah ruko. Kalau mau makan di sini, kamu harus naik tangga ke lantai dua. Sedangkan lantai satu untuk menjual oleh-oleh khas Tabanan dan kasir.

Warung ini punya menu andalan berupa bubur bali betutu beras merah. Harganya Rp15 ribu per porsi. Kamu udah tahu sendiri gimana nikmatnya bumbu ayam betutu, kan? Bubur beras merah ini berisi suwiran ayam betutu bersama kuahnya, sayur singkong, sampai kremesan. Rasanya gurih dan sedap karena bumbunya menggunakan basa genep (Bumbu genap) khas Bali.

Untuk minumnya, saya pesan es milo seharga Rp12 ribu per gelas. Sementara teman-teman saya nyobain laklak pisang penebel, dan laklak beras merah jatiluwih yang sama-sama menggunakan saus gula merah. Harganya Rp10 ribu per porsi. Laklak sebenarnya jajanan tradisional yang khas. Bahan bakunya dari tepung beras. Hampir mirip serabi.

Selain itu, warung ini menyajikan paket mujair menyatnyat seharga Rp50 ribu untuk dua orang. Harga tersebut sudah termasuk ikan mujair, dua nasi, dan dua gelas air teh (Hangat atau dingin) atau air mineral.

9. Tiba-tiba ngiler setelah mencium aroma durian di sepanjang perjalanan pulang

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihMenikmati durian kane di Pasar Marga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Puas menikmati bubur beras merah, saya kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Kota Denpasar. Tetapi di tengah perjalanan, aroma semerbak buah durian telah mengalihkan pandangan saya ke arah pinggir jalan. Banyak pedagang yang menjual durian. Saya berkali-kali melewatkan mereka.

Namun pada saat melintasi Pasar Marga, saya tidak bisa menahan diri dan memutuskan berhenti. Aromanya membuat saya ngiler. Saya mencari satu pedagang durian di dekat pintu Pasar Marga, dan mencoba menawar beberapa buah durian.

"Ini durian kane," kata Ibunya berusaha menggoyahkan iman.

Ibu pedagang awalnya menawarkan satu buah durian ukuran sedang seharga Rp20 ribu. Saya spontan menawar "Rp30 ribu dapat dua buah ya, Bu?"

Akhirnya Ibunya menaikkan harga tawaran saya menjadi Rp35 ribu dapat dua buah. Tanpa berpikir panjang, saya menyatakan "Oke! Saya makan di sini ya, Bu."

Saya sudah tidak sanggup lagi. Aromanya telah menghancurkan kemampuan negosiasi saya. Saya dan teman-teman akhirnya menyantap durian sampai 'mabuk'.

Durian kane rasanya legit, dan manis. Buahnya besar, dan bijinya ada yang berukuran kecil hingga sedang. Sekadar diketahui, Kabupaten Tabanan termasuk penghasil buah-buahan durian lho. Satu di antaranya ada di Kecamatan Pupuan.

Wilayah ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan seperti manggis, salak, sampai durian. Ada satu jenis buah yang menjadi ciri khas Pupuan atau hanya bisa ditemukan di Kecamatan tersebut, yaitu durian kunyit. Namun, varietas ini sangat jarang dan langka untuk bisa ditemukan di Pupuan.

Sedangkan durian kane, berdasarkan hasil googling, bibitnya berasal dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Pohonnya setinggi dua sampai tiga meter tetapi mudah berbuah.

10. Asumsi biaya pengeluaran glamping selama dua hari satu malam

Berburu Ketenangan Batin, Saya Memilih Glamping di JatiluwihBara Mountain Cabin. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Itulah cerita perjalanan saya glamping di Jatiluwih. Saya juga membuatkan asumsi penghitungan pengeluarannya ya sebagai gambaran. Jadi kamu bisa mengira-ngira berapa biaya yang harus kamu keluarkan selama dua hari satu malam glamping di Jatiluwih.

Saya asumsikan kamu tidak punya sepeda motor. Jadi harus sewa dulu di Kota Denpasar. Untuk mengetahui daftar harganya, silakan cek di sini. Berikut ini asumsi pengeluaran dua hari satu malam glamping di Jatiluwih:

Pengeluaran iuran

  • Dua hari sewa Honda Scoopy FI: @Rp55.000 (Dibagi 2 orang) = Rp55.000
  • Isi bahan bakar: Rp20.000 (Dibagi 2 orang) = Rp10.000
  • Sewa glamping: Rp1.200.000 per malam (Dibagi 6 orang) = Rp200.000
  • Ayam, daging slice, dan bahan lainnya: Rp300.000 (Dibagi 6 orang) = Rp50.000

Total iuran: Rp315.000

Pengeluaran pribadi

  • Kopi bali: Rp12.000
  • JFC: Rp19.000
  • Bubur bali betutu beras merah: Rp15.000
  • Es milo: Rp12.000
  • Durian 2 buah: Rp35.000

Total pengeluaran pribadi: Rp93.000

Sehingga total keseluruhan pengeluaran saya selama dua hari satu malam untuk glamping di Jatiwulih adalah: (Total iuran + total pribadi) Rp315.000 + Rp93.000 = Rp408.000.

Biaya pengeluaran itu sepadan dengan ketenangan batin yang saya dapatkan. Semoga ini bisa jadi rekomendasi kamu ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya