5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURI

Kalau ke Pantai Perenan Bali pasti pernah melihatnya

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Bali terkenal akan seni patungnya dan memiliki bentuk yang sangat indah. Sebab pembuatannya selalu memerhatikan detail dan kerapian.

Selain bentuknya yang indah, seni patung di Bali biasanya diciptakan berdasarkan mitos atau cerita. Makanya tak jarang patung tersebut disakralkan oleh masyarakat di sekitarnya. Kamu akan mudah menemukan patung-patung di pinggir jalan atau persimpangan jalan ketika berlibur ke Bali. Berikut kisah 5 patung di Bali.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

1. Patung Ratu Mas Melanting di Pasar Badung

5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURIPatung Ratu Mas Melanting. (Instagram.com/marmarherrz)

Patung Ratu Mas Melanting adalah hasil karya seniman muda Kota Denpasar, Putu Marmar Herayukti. Patung yang berwujud seorang Dewi ini ditempatkan di pelataran Pasar Badung, persisnya di depan Pura Melanting Pasar Badung, Kota Denpasar.

Patung Ratu Mas Melanting yang penuh dengan aura magis ini terbuat dari perunggu, dan pengecorannya dilakukan di Jawa Tengah. Patung setinggi 4,5 meter ini adalah ikon kemakmuran masyarakat Kota Denpasar, yang memiliki pesan terkait prinsip dalam dunia perdagangan maupun kehidupan yakni adil, jujur, dan bermutu.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

2. Patung Dewi Danu di Danau Batur

5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURIPatung Dewi Danu. (Instagram.com/made_agussugiartawan)

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menetapkan patung setinggi 15 meter ini sebagai patung Dewi Danu terbesar dan tertinggi di Indonesia. Patung ini dibangun di atas batu cadas di hulu Danau Batur, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Patung Dewi Danu yang dilambangkan sebagai Dewi Kemakmuran ini, diyakini memberikan kemakmuran bagi masyarakat. Pembangunan patung ini berdasarkan pawisik (Bisikan gaib) yang diperoleh sang pematung tersebut, Gede Wibawa.

3. Patung Ganesha dan Pagoda Dewi Kwam Im di Pulau Menjangan

5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURIPatung Ganesha di Pura Menjangan. (YouTube.com/Gede Purnawa)

Patung Ganesha ini berdiri di tengah-tengah Pulau Menjangan, Kabupaten Jembrana, tepatnya di tengah Pura Agung Pingit Klenting Sari. Patung sakral ini berdiri kokoh di ujung Pulau Menjangan.

Uniknya adalah terdapat Pagoda Dewi Kam Im yang berdekatan dengan posisi Patung Ganesha. Tempat persembahyangan ini berarsitektur Buddha yang terdiri dari tiga undak mirip klenteng, tempat peribadatan Tri Dharma.

4. Patung gajah dan kancil di Klungkung

5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURIPatung Gajah dan Kancil di Klungkung. (Facebook.com/SejarahBali)

Jika melewati tempat wisata Gua Jepang di Kabupaten Klungkung, tepatnya di jembatan Tukad Bubuh, akan melihat sebuah patung gajah dan di atasnya terdapat rusa atau kancil. Patung ini adalah karya seniman (Almarhum) I Wayan Bawa, yang dibangun pada tahun 1988.

Patung yang terbuat dari batu tebing di lokasi tersebut adalah simbol perjuangan masyarakat Klungkung, yaitu meskipun wilayahnya kecil namun mampu memberikan perlawanan terhadap penjajah Belanda pada tahun 1908. Hal ini sesuai dengan filosofi kancil, binatang kecil namun mampu mengendalikan gajah yang jauh lebih besar.

Menurut cerita masyarakat sekitar, patung ini sering dikatakan sebagai patung yang memiliki daya magis tinggi. Saking magisnya, ada kepercayaan setiap melewati patung ini, masyarakat membunyikan klakson pertanda mohon izin untuk melintas.

Baca Juga: Kisah Jro Dewi di Bali, Pernah Mencoba Bunuh Diri Tanpa Disadari

5. Patung Gajah Mina di Pantai Pererenan

5 Kisah Patung di Bali, Ada yang Disakralkan dan Masuk MURIPatung Gajah Mina. (Instagram.com/infopererenan)

Patung ini menjadi ikon Pantai Pererenan yang terletak di Desa Pereran, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Gajah Minta adalah ikan berkepala gajah, yang merupakan kendaraan Dewa Baruna.

Patung ini memperlihatkan Dewa Baruna sebagai penguasa laut sedang menunggangi Gajah Minta. Hal ini terkait Pantai Pererenan yang dijadikan sebagai lokasi untuk menggelar upacara keagamaan. Patung ini memiliki tinggi 12 meter dan berdiri kokoh di atas batu karang.

Patung-patung indah ini kerap menjadi objek lokasi untuk berswafoto. Sebelum berswafoto, jangan lupa untuk menanyakan kepada masyarakat sekitar, apakah bisa dijadikan objek berswafoto atau tidak. Karena beberapa patung ada yang disakralkan dan tidak sembarangan orang bisa mendekati area patung. Selain itu, ada aturan-aturan lainnya yang mesti ditaati.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya