Wacana Sabha yang ada di Puri Agung Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
City tour Denpasar seharusnya bisa menjadi andalan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Secara teori, wisata-wisata budaya ini sangat menarik untuk dikunjungi, tidak hanya oleh wisatawan domestik, namun juga wisatawan mancanegara.
Seperti yang penulis rasakan saat mengikuti program city tour bareng IDN Times bekerja sama dengan Kultara. City tour ini sesungguhnya mampu memberikan experience yang berbeda, walaupun penulis merupakan warga yang lahir dan besar di Kota Denpasar. Banyak hal menarik yang bisa didapat saat berkunjung ke beberapa spot wisata budaya di Kota Denpasar.
Sayangnya, menurut penulis, pemerintah masih belum sungguh-sungguh untuk mengembangkan city tour ini. Pemerintah masih belum bisa menyediakan fasilitas penunjang yang membuat wisatawan aman dan nyaman saat melakukan city tour. Sebut saja mengenai fasilitas trotoar. Trotoar menjadi fasilitas yang sangat penting untuk mendukung city tour ini.
Trotoar-trotoar di sepanjang rute city tour masih belum layak untuk digunakan oleh pejalan kaki. Kondisi trotoar yang rusak, bahkan beberapa ruasnya tidak ada trotoar. Selain itu, beberapa trotoar yang seharusnya menjadi haknya pejalan kaki, justru digunakan untuk berjualan.
Bagaimana wisatawan bisa berjalan dengan aman dan nyaman untuk menikmati city tour di Kota Denpasar? Seharusnya Pemkot Denpasar bisa fokus untuk melakukan renovasi trotoar, terutama yang menjadi rute city tour ini. Pemerintah bisa meniru trotoar atau pedestarian yang ada di Jalan Malioboro, Yogyakarta; kawasan Slamet Riyadi, Solo; kawasan Asia Afrika, Bandung; kawasan Pantai Losari, Makassar; kawasan Boulevard Malang; kawasan Kota Bogor; dan lainnya.
Jangan harap wisata city tour Kota Denpasar akan berkembang jika belum didukung oleh pedestarian atau trotoar yang aman dan nyaman. Saat mengikuti program city tour ini, penulis merasa waswas saat berjalan dari satu spot wisata ke spot wisata berikutnya. Waswas diserempet kendaraan, atau terjatuh karena kondisi trotoarnya.
Sangat berharap Pemkot Denpasar bisa segera memberikan perhatian serius untuk pengembangan city tour ini. Tentunya, city tour Kota Denpasar yang bisa dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya. Bagaimaan bapak-bapak pemimpin Kota Denpasar, apakah tidak terketuk hatinya untuk menjadikan city tour Kota Denpasar sebagai sumber pendapatan daerah dari sektor pariwisata? Atau, masih sangat nyaman untuk mengandalkan pendapatan dari Sanur saja?