Wisata narasi atau disebut juga dengan storynomics adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa sebuah destinasi. Melalui cerita, akan membantu membangun interpretasi serta imajinasi wisatawan akan sebuah objek atau destinasi wisata, sehingga bisa mendorong wisatawan untuk datang.
Pendekatan ini digunakan oleh Toya Devasya, destinasi wisata di Kabupaten Bangli, untuk mengembangkan pariwisata Kintamani dan Batur secara khusus. Mereka meluncurkan buku bertajuk Eat, Play, Love sebagai bentuk storynomics untuk mengenalkan Toya Devasya dan Batur Global Geopark sebagai kawasan yang kaya akan cerita serta budaya.
Dee Lestari, seorang penulis kenamaan Indonesia, mengatakan selama sekitar 20 tahun dirinya bergerak di bidang cerita, dia menyadari bahwa cerita itu merupakan kekuatan yang digdaya dan luar biasa. Menurutnya, jika ada satu hal yang mampu mengubah dunia, itu adalah cerita.
“Jika sebuah perjuangan bangsa saja bisa digerakan oleh cerita, maka hal-hal dalam keseharian seperti tempat wisata, tempat makan, pun bisa. Terutama sekarang kita berada di era media sosial, dimana pertukaran informasi yang terjadi sehari-hari itu cerita. Storynomics sendiri sebetulnya istilah yang baru diungkapkan sekarang. Namun, sesungguhnya dunia ini sudah berputar perekonomiannya, dan satu roda utamanya adalah cerita,” ungkapnya dalam acara Wisata Narasi Toya Devasya Anniversary, Jumat (19/7/2024).
Dia menambahkan, cerita itu ada tiga level. Mulai dari level yang paling kurang menarik namun penting seperti fakta yang ada, lalu level kedua yang mulai membangkitkan deskripsi, dan level ketiga seperti kisah yang bisa didengar dari sebuah tempat hingga bisa menggerakkan seseorang serta membangkitkan emosi. Penggabungan level 1 hingga 3 menjadi sebuah narasi yang merujuk ke satu tempat---seperti Toya Devasya--bisa menjadi destinasi wisata yang digerakkan oleh story.