Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sejarah Berdirinya Museum Pustaka Lontar di Karangasem

Kondisi Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)
Kondisi Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)

Ketika mendengar Pulau Bali, yang pertama muncul di pikiran sebagian besar orang yakni pariwisata. Bentangan laut yang indah, bukit hijau, persawahan, adat istiadat, budaya, dan kuliner yang mengunggah selera.

Selain kekayaan alam dan budaya, Pulau Bali juga ada museum yang mempertahankan dan menjaga ilmu pengetahuan tradisional serta modern. Museum yang menjaga seni, budaya, dan adat ini bernama Museum Pustaka Lontar di Kabupaten Karangasem.

1. Lokasi Museum Pustaka Lontar

Kondisi Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)
Kondisi Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)

Museum Pustaka Lontar berada di Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem. Jarak tempuh dari Kota Amlapura sekitar 3 kilometer atau 15 menit. Sedangkan dari Kota Denpasar ditempuh selama 2 jam.

Akses menuju museum sudah bagus. Jalanan sudah diaspal dan dilengkapi dengan petunjuk arah jelas. Area parkirannya luas, tersedia untuk kendaraan pribadi maupun rombongan wisata. Tempatnya ada kiri jalan dari Kota Amlapura.

2. Sejarah Museum Pustaka Lontar

Proses pembuatan lontar di Museum Pustaka Lontar. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)
Proses pembuatan lontar di Museum Pustaka Lontar. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)

Museum Pustaka Lontar berdiri pada 2017, dan yang membangun adalah Desa Dukuh Penaban. Museum ini berdiri di atas tanah seluas 1,5 hektare. Hingga sekarang, proses pembangunannya terus berlanjut, dan masih ada penataan di beberapa titik. Bendesa Adat Penaban, I Nengah Suarya, menyebutkan Museum Pustaka Lontar dibangun untuk melestarikan serta menjaga adat istiadat di Bali, khususnya Kabupaten Karangasem. Selain itu, tempat ini dijadikan sebagai pusat studi dan pelestarian lontar.

"Museum ini kita dijadikan pusat studi seperti di Leiden, Belanda. Pusat pelestarian lontar di Karangasem. Banyak lontar yang kondisinya memprihatinkan di Kabupaten Karangasem. Sehingga perlu dijaga dan dilestarikan," kata Jro Suarya, sapaan akrabnya. 

Museum Pustaka Lontar memiliki beberapa bangunan yang sederhana. Bentuk bangunannya masih tradisional. Seperti Taman Gumi Banten, pasraman, open stage,  pendopo, bale sangkul putih, dan bale panjang yang difungsikan untuk pertemuan.

3. Koleksi lontar di museum mencapai ribuan

Ruang penyimpanan lontar. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)
Ruang penyimpanan lontar. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)

Koleksi lontar di museum mencapai ribuan. Yakni 400 cakep berbentuk lontar, dan penulisannya di daun lontar.

"Sebenarnya ada sekitar 700-800 lontar. Namun yang baru teridentifikasi 400 cakep. Di warga masih banyak disimpan," ungkap Jro Suarya.

Selain itu, kata Jro Suarya, ada beberapa lontar yang sudah dialihkan menjadi aksara berjumlah 8 ribu. Sedangkan yang diubah ke digitalisasi sebanyak 175 cakep. Pengelola bersama kementerian terus menggelar digitalisasi demi keperluan literasi.

"Kita akan terus berkomunikasi dengan pengajar di Leiden, Belanda dan Inggris untuk mencari lontar lama. Mereka sedia memberikan transkip lontar tentang Bali. Selain itu, kita juga meminta agar warga simpan lontar di museum," harapnya.

Jenis lontar yang disimpan di museum bervariatif. Satu diantaranya lontar usada rare tentang pengobatan balita, lontar kawisesan, lontar babad, lontar kakawin Saraswati, puja, lontar wariga, sangkul putih, satua, tutur, bhuwana kosa, dan lontar lainnya.

"Kalau seandainya ada warga yang ingin menyimpan lontarnya di museum, kita bersedia terima. Kalau ada yang ingin belajar lontar, kita siap mengajari. Di Museum Pustaka lontar juga dibuat klinik lontar," katanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us