5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan Bali

Kalau suka wisata sejarah, bisa banget datang ke sini

Monumen Bajra Sandhi Renon terletak di jantung Kota Denpasar, tepatnya Jalan Raya Puputan Nomor 142. Tempat ini juga dikenal sebagai Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sebuah tempat yang merekam peristiwa penting tentang sejarah rakyat Bali, mulai prasejarah hingga kemerdekaan Indonesia. Makanya wisatawan yang menyukai tempat bersejarah pasti akan mendatangi tempat ini. Berikut 5 fakta tentang Monumen Bajra Sandhi yang perlu kamu ketahui.

Baca Juga: Tiket Hidden Canyon Beji Guwang, Ngarai yang Disakralkan

1. Bangunannya penuh makna kemerdekaan

5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan BaliBagian dalam saat memasuki Monumen Bajra Sandhi Renon (Instagram.com/@bajrasandhi_official)

Dilansir dari laman denpasarkota.go.id, bangunan Monumen Bajra Sandhi Renon memiliki filosofi yang mendalam. Anak tangga dari pintu utama menuju monumen berjumlah 17 anak tangga, yang merupakan simbol tanggal kemerdekaan Indonesia. Lalu terdapat 8 pilar bangunan sebagai simbol bulan kemerdekaan Indonesia. Tinggi bangunan Monumen Bajra Sandhi adalah 45 meter, sebagai simbol tahun kemerdekaan Indonesia yaitu 1945. Monumen ini diresmikan pada 14 Juni 2003, oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

2. Dibangun untuk menghormati jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan

5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan BaliPemandangan di area monumen (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Monumen Bajra Sandhi sering disebut juga sebagai Museum Bajra Sandhi. Pada bagian lantai 2 terdapat museum yang berisi sejarah Bali mulai dari prasejarah, perkembangan peradaban, hingga perjuangan rakyat di masa penjajahan. Selain itu, terdapat juga perpustakaan dan fasilitas pelengkap lainnya yang bisa kamu nikmati.

3. Koleksi di dalam Monumen Bajra Sandhi

5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan BaliBeberapa arsip sejarah yang dipamerkan di Monumen Bajra Sandhi Renon (Instagram.com/@neefa.fariza)

Ada 33 diorama, foto, dan lukisan di dalam monumen ini. Diorama berukuran 2x3 meter tersebut, berisi sejarah kehidupan masyarakat Bali dari masa prasejarah, masa Bali kuno, masa Bali madya, dan masa Bali memperjuangkan serta mengisi kemerdekaan. Sehingga monumen ini merupakan tanda atau pengingat terhadap sejarah.

Bali termasuk basis tempat perjuangan melawan penjajah Belanda. Hal ini terungkap dari beberapa perlawanan yang terjadi di Bali, seperti:

  • Perang Jagaraga (1848-1849)
  • Perang Kusamba (1849)
  • Perlawanan Rakyat Banjar (1868)
  • Perang Puputan Badung (1906)
  • Perang Puputan Klungkung (1908)
  • Perang Puputan Margarana (1946). Perang untuk melawan Belanda.

4. Arsitekturnya khas Bali dan sarat makna filosofi Hindu

5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan BaliBagian bangunan Monumen Bajra Sandhi Renon yang khas Bali (Instagram.com/@bajrasandhi_official)

Monumen ini dirancang oleh arsitek Ir Ida Bagus Gede Yadnya dan mulai dibangun pada tahun 1981. Pembangunannya sempat terhenti, namun dilanjutkan kembali pada 1987. Dinding-dinding monumen dibuat dengan sistem tulang beton cor, yang dilapisi batuan andesit agar tahan terhadap guncangan. Diberi nama Bajra Sandhi, karena bentuk monumennya menyerupai lonceng para pendeta Hindu di Bali. Bajra sendiri memiliki arti genta atau lonceng.

Genta yang menjulang di bagian atas monumen sebagai lambang perjumpaan lingga yaitu sisi maskulin; dan yoni sebagai sisi feminim. Lingga menjadi bangunan utamanya, sedangkan yoni merupakan bangunan dasarnya. Dalam falsafah Hindu, ini merupakan simbol pertemuan purusa (laki-laki) dan radana (perempuan) yang memberikan kesejahteraan bagi kehidupan manusia.

5. Bentuk area monumen

5 Fakta Monumen Bajra Sandhi, Napak Tilas Perjuangan BaliArea lapangan di sekitar Monumen Bajra Sandhi Renon (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Monumen Bajra Sandhi Renon berdiri di atas lahan seluas 13,8 hektare dengan luas gedung 4.900 meter persegi. Secara horisontal, monumen ini berbentuk bujur sangkar yang mengacu pada konsep Tri Mandala.

Pertama adalah Nista Mandala (jaba sisi), yang diwujudkan dalam bentuk pelataran luar mengelilingi monumen. Area ini dilengkapi jalan setapak, taman, tempat duduk, dan lintasan lapangan untuk kegiatan olahraga.

Kedua adalah Madia Mandala (jaba tengah), yang berada di lapisan kedua. Diwujudkan dalam bentuk pelataran yang dikelilingi oleh pagar bangunan, serta pintu gerbang di keempat sisinya.

Ketiga, Utama Mandala (jeroan) yang merupakan inti bangunan dan dikelilingi telaga, jalan setapak, serta bale bengong pada setiap sudutnya.

Sedangkan secara vertikal, bangunan ini mengambil konsep Tri Angga. Pertama adalah Nistaining Utama Mandala, yang merupakan lantai gedung monumen terbawah. Bagian ini terdapat ruang informasi, ruang pameran, ruang rapat, perpustakaan, pusat cendera mata, dan toilet. Kedua adalah Madianing Utama Mandala, yang berupa lantai 2 berisi 33 diaroma. Kemudian ketiga adalah Utamaning Utama Mandala, yang berupa lantai teratas untuk menikmati pemandangan Kota Denpasar.

Natalia Indah Kartikaningrum Photo Community Writer Natalia Indah Kartikaningrum

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya