IDN Times/Irma Yudistirani
Obyek wisata Sangeh sempat ditutup total karena pandemi covid-19 sejak pertengahan Maret 2020 hingga Juli 2020. Kala itu, pemerintah memberlakukan kebijakan belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Tidak ada kunjungan sama sekali. Sementara monyet harus tetap dipelihara dan diberi makan.
Selama hampir lima bulan ditutup, pihak pengelola harus memutar otak untuk menutupi biaya pengeluaran agar kehidupan monyet di objek wisata Sangeh tetap bisa bertahan. Terutama agar tidak galak dan berubah karakter. Sebisa mungkin makanan mereka harus terpenuhi.
“Beberapa bulan sempat ditutup total. Bersyukur karena banyak masyarakat dan komunitas ikut membantu. Hampir setiap hari ada saja yang menyumbangkan makanan untuk monyet, sehingga bisa mengurangi pengeluaran,” ungkap Mohon.
Pihaknya sangat berharap, objek wisata Sangeh tidak ditutup total lagi seperti beberapa bulan sebelumnya. Karena hal tersebut sangat berdampak pada pengeluaran biaya operasional yang dibebankan kepada pihak pengelola.
“Kami bersyukur karena objek wisata tidak ditutup total lagi. Biar ada kunjungan yang masuk, ada pendapatan. Kalau objek wisata ditutup dalam waktu yang panjang, dan monyet kekurangan makanan, kami khawatir karakternya berubah.”