Suasana wisata Embung Eksotik Seraya, Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Muhammad Ibnu Khaldun)
Embung Eksotik Seraya dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sekitar tahun 1997. Awalnya, embung berfungsi untuk memenuhi kebutuhan warga. Mengingat Seraya adalah daerah kering. Warga berhenti konsumsi air dari embung setelah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masuk.
Lalu air Embung Seraya dimanfaatkan warga untuk memberi minum ternak, dan tanamannya. Setelah beriring waktu, Embung Seraya akhirnya ditata dan dikelola menjadi wisata oleh Karang Taruna. Tepatnya tanggal 27 Februari 2017, sebelum erupsi.
Perkumpulan para pemuda sempat menyewa lahan warga seluas 1 hektare. Dengan tambahan bangunan bambu seperti kapal, klenteng, serta gubuk. Ada juga fastboat di sekitar embung.
Wisata ini sempat jadi primadona para wisatawan sebelum ditutup pada 2019 akibat COVID-19. Kunjungannya bisa mencapai 200-250 orang per hari. Pada hari libur bisa mencapai 300 orang lebih. Tiket masuk saat itu sebesar Rp10 ribu per orang.