Makam Terunyan di Kabupaten Bangli. (Dok.Pribadi/Rwayda)
“Taru” sendiri berarti pohon, sedangkan “Menyan” berarti harum. Nama pohon inilah yang kemudian menjadi asal usul nama Desa Terunyan itu sendiri. Pohon berukuran sangat besar dengan akar menjuntai ini berada di depan area makam-makam suci, yang disebut Sema Wayah. Tepatnya di tepi Danau Batur dan berada di lereng Gunung Abang.
Pada prosesi pemakaman ini, jenazah dibersihkan lalu dilaksanakan upacara selayaknya prosesi kematian bagi orang Bali pada umumnya. Selanjutnya jenazah akan dibawa ke Makam Terunyan, kemudian dibaringkan di atas permukaan tanah dengan bilah bambu yang memagari jenazah tersebut. Uniknya, meski jenazah dibiarkan terurai dengan sendirinya tanpa proses penguburan, tidak tercium bau busuk sama sekali.
Hal ini dipercaya karena bau harum yang berasal dari Pohon Taru Menyan mampu menetralisir bau busuk dari jenazah yang berada di bawahnya. Bahkan bau harum yang berasal dari pohon ini pun sudah dapat tercium dari kejauhan.