6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil 

Kalau kamu suka traveling ke Nusa Penida, wajib baca ya! 

Pulau Nusa Penida saat ini menjadi destinasi wisata favorit di Bali. Ketika musim liburan, tempat ini akan ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Selain pemandangan alamnya yang indah, Nusa Penida juga memiliki beberapa keunikan. Mulai dari budaya, adat, tradisi, hingga sejarah pulau yang terletak di Kabupaten Klungkung ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut 6 keunikan Pulau Nusa Penida. 

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan ke Nusa Penida Melonjak, Jalanan Macet Parah 

1. Pelinggih berbentuk mobil di Pura Paluang 

6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil Pelinggih berbentuk mobil di Pura Paluang. (youtube.com/Bali Bersejarah)

Di Nusa Penida terdapat pura yang bernama Pura Paluang yang terletak di Dusun Karang Dawa, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida. Pura ini memiliki keunikan, satu-satunya pura di dunia yang memiliki pelinggih (tempat suci) yang berbentuk mobil. Ada dua pelinggih berbentuk mobil yaitu mobil VW beatle (kodok) dan mobil menyerupai Jimny.

Berdasarkan catatan sejarah, dulu ada seorang warga Karang Dawa yang sedang membuka lahan dan di tempat tersebut terdapat sebuah batu karang besar. Batu karang ini kemudian dipindahkan dengan maksud untuk memperlancar proses pembukaan lahan. Namun anehnya, batu karang ini kembali lagi ke tempat semula. Kemudian didapat pawisik (pesan), bahwa di tempat tersebut harus dibangun sebuah pelinggih (tempat suci)

Ida Sesuhunan yang melinggih (berstana) adalah Ratu Gede Sakti Hyang Mami. Warga diminta agar membuat pelinggih berbentuk mobil karena di alamNya, Ratu Gede Sakti Hyang Mami memiliki mobil. Hal ini dibuktikan oleh cerita dari warga yang sering mendengar suara deru mobil dan bunyi klakson yang diikuti sinar terang bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah barat laut.

2. Tradisi Nyepi Segara 

6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil Suasana Nyepi Segara di Nusa Penida. (youtube.com/Surya Tama Channel)

Saat peralihan tahun Saka, umat Hindu di Bali merayakan Nyepi. Tradisi Nyepi ini juga dilaksanakan di Nusa Penida, dengan nama tradisi Nyepi Segara. 

Pelaksanaan Nyepi Segara ini hampir sama dengan tradisi Nyepi biasanya. Namun dilaksanakan di area laut sekitar Pulau Nusa Penida. Tradisi Nyepi Segara ini tidak digelar pada perayaan Tahun Baru Saka. Namun dilaksanakan setahun sekali pada Purnamaning Kapat (purnama bulan keempat), yang biasanya jatuh pada bulan Oktober.

Sebelum Nyepi Segara dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan upacara Ngusaba Agung Penyegjeg Jagat di Nusa Penida. Kemudian sehari setelah upacara tersebut, digelar upacara pakelem atau upacara persembahan di tengah laut.

Keesokan hari setelah upacara pakelem, baru dilaksanakan Nyepi Segara yang dimulai dari pukul 06.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita keesokan harinya. Saat Nyepi Segara ini, tidak diperkenankan ada kegiatan di laut, termasuk memancing, penyeberangan, mencari ikan, memanen rumput laut, dan sebagainya. Otomatis saat pelaksanaan Nyepi Segara ini, kapal atau boat penyeberangan juga tidak beroperasi selama sehari.

3. Memiliki kain tenun rangrang

6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil Seorang perempuan menggunakan kain tenun rangrang. (youtube.com/Kampanye Tenun Rangrang)

Pada umumnya, masyarakat Bali mengenal kain tenun gringsing, tenun songket, maupun tenun endek. Namun tidak banyak yang mengetahui kalau Nusa Penida, tepatnya Desa Pejukutan, memiliki jenis kain tenun yang diberi nama kain tenun rangrang.

Pembuatan kain tenun ini menggunakan alat tradisional yang bernama alat tenun cagcag. Keberadaan tenun rangrang ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, dengan nama cerik bolong, yang kemudian berkembang menjadi nyrangyang. Dari nyarangyang kemudian berubah menjadi rangrang.

Keberadaan kain tenun ini hampir punah, hingga akhirnya kembali diproduksi pada tahun 2011. Bahan yang digunakan adalah benang metris dan rayon, pewarna alami menggunakan daun tarum, daun jati, kulit kayu (jamblang, mangga, kepundung/menteng, mengkudu), dan kayu secang. Penguat warna alami menggunakan tunjung (mimusops elengi), kapur tohor (calcium carbonate), dan tawas (potasium alum sulfide).

Adapun untuk pewarna kimia, digunakan pewarna direk dan nandrin serta metanol. Motif yang digunakan pada kain ini yaitu motif pinggiran berupa gunung. Sedangkan untuk motif utama menggunakan motif wajik, iled, bianglala, jalur, porosan, skoci, gablak, silang, taji, dan sirang.

4. Memiliki bahasa khas Nusa Penida

https://www.youtube.com/embed/tciKESUG36Q

Bahasa Nusa Penida sangat khas, di mana masyarakat Nusa Penida sering menyebutnya dengan nama Basa Nosa. Bahasa ini sedikit berbeda dengan Bahasa Bali pada umumnya, baik untuk bahasa Bali Kuno, bahasa Bali Aga, maupun bahasa Bali Kepara (yang lumrah digunakan).

Bahasa Nusa Penida memiliki dialek yang unik dan dalam penuturannya memiliki gaya bicara yang cepat. Basa Nosa saat ini sudah mulai dikenal hingga ke luar Nusa Penida. Hal ini juga dipopulerkan oleh beberapa seniman-seniman asal Nusa Penida, baik dalam seni musik maupun seni tari atau seni pertunjukan.

5. Terdapat tari sakral bernama Tari Baris Jangkang

6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil Tari Baris Jangkang. (klungkungkab.go.id)

Di Nusa Penida terdapat sebuah tari sakral yang berasal dari Desa Pelilit. Tari sakral ini disebut dengan nama Tari Baris Jangkang yang biasanya digunakan untuk mengiringi suatu upacara keagamaan dan untuk membayar kaul atau sesangi.

Tari Baris ini usianya sudah cukup tua, terlihat dari gerakan tarian dan busana atau kostum yang digunakan masih sangat sederhana. Kostum yang digunakan sangat berbeda dengan tari baris pada umumnya yaitu menggunakan celana putih, kain putih, dan saput kuning.

Tarian ini dibawakan oleh delapan hingga dua belas orang laki-laki yang membawa senjata tombak. Para penari menari dengan setengah jongkok dan diiringi oleh Gambelan Gending Batelan. Pada tahun 2019, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menetapkan Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

6. Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan dulu menjadi satu

6 Keunikan Pulau Nusa Penida, Ada Pura Berbentuk Mobil I Renggan dan perahu saktinya. (youtube.com/april srip)

Keunikan lainnya adalah terkait dengan kisah atau cerita sejarah terbentuknya pulau Nusa Penida. Pada zaman dahulu, diceritakan bahwa Pulau Nusa Penida hanya ada satu, tidak terpisah seperti saat ini.

Diceritakan bahwa saat itu terdapat seorang tokoh sakti bernama I Renggan. Karena rajin melakukan tapa dan yoga semadhi, ia dianugerahi kesaktian tiada tara oleh sang kakek Ki Dukuh Jumpungan yang telah moksa. Selain kesaktian, ia juga diberikan anugerah berupa perahu atau kapal sakti, di mana setiap daratan atau benda yang ditabrak oleh kapal atau perahu tersebut, maka daratan atau benda tersebut akan musnah.

I Renggan kemudian berencana mencoba kesaktian perahu tersebut dengan cara menabrakkannya ke Pulau Nusa Penida. Pada tahun saka 200, I Renggan berhasil menabrak pulau Nusa Penida, sehingga pulau tersebut terbelah menjadi dua bagian yaitu Nusa Gede (Nusa Penida) dan Nusa Cenik (Nusa Lembongan). Area laut yang membelah kedua pulau tersebut disebut dengan nama loloan Penida.

Keunikan Nusa Penida tentunya membuat pulau ini dikenal oleh masyarakat umum, khususnya para wisatawan. Nah, jika kamu akan berwisata ke Nusa Penida, jangan lupa untuk tetap menghormati adat dan budaya setempat ya. 

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya