Daya Tarik Desa Wisata Les di Bali Utara

Bali Utara memiliki keindahan alam yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Potensi alam ini mampu menarik wisatawan berkunjung ke daerah ini. Banyak desa wisata yang mulai tumbuh dan berkembang untuk mengelola potensi alam yang mereka miliki.
Satu di antaranya Desa Wisata Les. Desa ini berada di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
1. Desa Wisata Les meraih penghargaan desa wisata terbaik

Nama Desa Wisata Les mencuat setelah desa ini dinobatkan sebagai desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Desa Wisata Les mampu menyisihkan 6.016 desa wisata lainnya dari seluruh Indonesia. Desa Wisata Les memiliki potensi alam yang beragam dari air terjun, perbukitan, hingga alam bawah lautnya yang memesona.
Selain menampilkan potensi alamnya, Desa Wisata Les dinilai mampu menjaga kelestarian alam terutama kelestarian terumbu karangnya yang bekerja sama dengan beberapa NGO. Keberadaan desa wisata juga memberikan dampak nyata kepada masyarakat melalui beberapa invoasi sosial. Keberhasilan yang dicapai Desa Wisata Les ini akan memperkuat branding sebagai model desa wisata berkelanjutan di Indonesia dan destinasi hijau kelas dunia.
2. Air Terjun Yeh Mampeh

Satu di antara wisata alam yang wajib dikunjungi di Desa Wisata Les adalah Air Terjun Yeh Mampeh. Lokasi air terjun ini tersembunyi, sehingga dijuluki sebagai hidden gem di Bali Utara. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter yang menjadi air terjun tertinggi di Bali. Kesegaran dan kejernihan airnya menarik pengunjung untuk berenang atau berendam.
Pengunjung harus melalui jalan setapak sekitar 15 menit dari loket tiket. Selama perjalanan menuju ke air terjun, pengunjung diajak untuk menikmati keindahan alamnya yang tenang. Setiap pengunjung wajib membayar tiket. Wisatawan domestik sebesar Rp10 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara Rp30 ribu.
3. Tempat melukat di Toya Anakan

Air Terjun Yeh Mampeh menyimpan potensi alam lainnya yaitu Toya Anakan. Toya Anakan merupakan sumber mata air suci yang sering digunakan untuk prosesi melukat. Setiap pengunjung harus mengikuti aturan prosesi melukat di Toya Anakan. Perempuan yang sedang datang bulan dilarang untuk masuk atau melukat di Toya Anakan.
Sumber mata air suci ini dipercaya mampu membersihkan tubuh secara fisik dan batin. Air dari Toya Anakan juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit nonmedis akibat ilmu hitam. Selain untuk melukat, masyarakat sering memohon tirta atau air suci untuk keperluan upacara agama atau yadnya.
4. Menikmati sunrise di Bukit Buu Yangudi

Hidden gem berikutnya yang ada di Desa Wisata Les adalah Bukit Buu Yangudi. Bukit ini menyediakan jalur trekking yang cukup menantang. Jalur ini memiliki medan menanjak dan berbatu, namun udaranya sangat segar dengan pemandangan alam yang sangat indah. Bukit Buu Yangudi dikenal memiliki pemandangan sunrise atau matahari terbit yang sangat indah.
Untuk menyelesaikan jalur trekking Bukit Buu Yangudi diperlukan waktu sekitar dua jam. Pengunjung harus berangkat dini hari jika ingin melihat sunrise. Selama perjalanan, pengunjung akan ditemani oleh suara ayam hutan atau keker yang sangat indah. Jika beruntung, kamu bisa bertemu dengan warga yang sedang membuat gula aren. Desa ini terkenal sebagai gula aren terbaik di Bali, khususnya Buleleng.
5. Wisata bawah laut

Desa Wisata Les dikenal sebagai desa yang memiliki keindahan alam bawah laut. Masyarakat setempat bersama beberapa pihak melestarikan terumbu karang yang menjadi andalan desa ini. Keindahan terumbu karangnya membuat Desa Wisata Les sebagai diving point terbaik di Bali.
Wisatawan bisa snorkeling atau diving untuk menikmati alam bawah laut, dan aneka ragam ikan di dalamnya.
Jika kamu memilih liburan di Bali Utara, Desa Wisata Les bisa menjadi pilihan. Jangan lupa untuk membeli Garam Palungan khas desa ini yang dibuat secara tradisional.