Suasana konferensi pers di Bali Safari Park. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Pandemik tentu saja membuat pariwisata di Bali menjadi kalang kabut. Begitu juga dengan Bali Safari Park, yang mengandalkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, ikut terimbas berat. Sekadar diketahui, Bali Safari Park tidak hanya sebagai tempat rekreasi keluarga, tetapi juga sebagai lembaga konservasi untuk menyelamatkan satwa-satwa langka. Sehingga mereka harus memikirkan strategi agar tetap bisa merawat dan memberi pakan kepada satwa-satwa selama pandemik.
"Salah satu strategi adalah dengan mengajak rekan-rekan kami di Bali Safari Park untuk mencari pakan-pakan satwa di sawah seperti batang jagung, rumput gajah untuk memenuhi kebutuhan pakan satwa," ungkap Manajer Operasional Bali Safari Park, Ketut Suardana, ketika menjawab pertanyaan dari media yang hadir dalam konferensi pers.
"Saat ini kami sangat bersyukur pemerintah me,berikan beberapa kelonggaran. Sehingga saat liburan natal dan tahun baru ini, kunjungan ke Bali Safari Park meningkat. Mulai awal bulan Desember, rata-rata kunjungan wisatawan sekitar 1000 wisatawan per harinya. Hal ini sangat membantu sekali untuk menutup biaya operasional, terutama untuk perawatan dan pakan satwa," imbuhnya.
Berkaitan dengan kelahiran-kelahiran satwa sebagai bagian dari simbol harapan dan mimpi, Bali Safari Park mengadakan event yang bertajuk Safari 1001 Mimpi sekaligus untuk menyambut Natal dan Tahun Baru. Event yang berlangsung sejak 15 Desember 2021 hingga 2 Januari 2021 ini memiliki harapan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan alam.
Bali Safari Park juga mengadakan kompetisi pemberian nama untuk bayi Pigmy Hippo dan Zebra Chapman di Instagram Bali Safari Park. Ada hadiah menariknya lho. Semoga bayi-bayi yang lahir ini bisa berkembang dengan baik dan sehat ya!