Mengharumkan Nama Bali dan Indonesia, Widiasih Suka Atletik Sejak SD

Selamat dan terima kasih Widi!

Atlet parapowerlifting atau angkat berat asal Bali, Ni Nengah Widiasih, berhasil menyumbang medali pertama bagi Indonesia dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Ia berhasil meraih medali perak setelah mampu menorehkan angkatan total 98 kilogram.

Widi melanjutkan trend positif raihan medali dalam setiap ajang paralimpiade. Capaian ini merupakan peningkatan dari apa yang diperolehnya pada tahun 2016 lalu. Di ajang Paralimpiade Rio 2016, Widi meraih medali perunggu. Berikut beberapa fakta menarik Ni Nengah Widiasih, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: 5 Perjalanan Karier dan Hobi Jonatan Christie, Pernah Main Film

1. Keterbatasan fisik sejak kecil, namun Widiasih ingin berprestasi

Mengharumkan Nama Bali dan Indonesia, Widiasih Suka Atletik Sejak SDFacebook.com/Ni Nengah Widiasih

Ni Nengah Widiasih merupakan atlet paralimpik kelahiran Kabupaten Karangasem, 12 Desember 1992. Ia mengalami keterbatasan fisik, akibat polio yang dialaminya ketika masih berusia 3 tahun.

Widiasih hidup di atas kursi roda sejak kecil. Semasa sekolah, terkadang hal ini membuat dia berkecil hati karena tidak bisa bermain bebas seperti teman-temannya. Bahkan ia sering menangis ke orangtuanya terkait kondisinya itu.

Orangtuanya sering mengatakan, kalau Widiasih adalah orang yang sangat spesial. Hal itu pula yang sampai sekarang menjadi pemacu semangat Widiasih dalam setiap hal.

Motivasi orangtuanya memacu dia untuk tidak ingin berbeda meskipun memiliki keterbatasan fisik. Ia selalu ingin meraih prestasi seperti orang pada umumnya.

Baca Juga: 5 Fakta Bambang Pamungkas, Pernah Ditolak Karena Tinggi Badannya

2. Menggemari atletik sejak kelas 4 SD

Mengharumkan Nama Bali dan Indonesia, Widiasih Suka Atletik Sejak SDFacebook.com/Ni Nengah Widiasih

Widiasih menyukai olahraga sejak masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar (SD). Widi awalnya mencoba mengikuti olahraga balap atletik. Keisengannya itu membuatnya berhasil mengikuti kejuaraan seperti Pekan Olahraga Pelajar Cacat (Popcat) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

Tunggal di lingkungan atlet angkat besi, membuatnya tertarik menggeluti cabang olahraga (Cabor) angkat besi. Ia dilatih secara khusus oleh saudaranya untuk menjadi atlet angkat besi profesional.

Usahanya tidak sia-sia. Ia berhasil meraih prestasi juara kejurnas tahun 2006, hingga akhirnya masuk pelatnas tahun 2007.

3. Mengikuti tiga kali ajang paralimpiade

Mengharumkan Nama Bali dan Indonesia, Widiasih Suka Atletik Sejak SDAtlet Para Angkat Berat Indonesia, Ni Nengah Widiasih sumbang medali perak di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. (dok. NPC Indonesia)

Widiasih termasuk atlet paralimpik yang paling berprestasi di Indonesia. Ia sudah tiga kali mewakili Indonesia dalam ajang Paralimpiade London tahun 2012. Kala itu ia berhasil masuk posisi 5 besar untuk kelas putri 40 kilogram.

Lalu ia kembali mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade Rio Janeiro Brazil, dan berhasil meraih medali perunggu.

Tidak menyerah dan tetap menjaga konsistensi, Widi berhasil membawa medali perak di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Berkat hasil ini, Widi juga mengukir sejarah sebagai atlet parapowerlifting pertama Indonesia yang meraih medali perak pada ajang Paralimpiade.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya