10 Potret Indahnya Lukisan Legenda Gaya Batuan Khas Bali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana
Keberadaan seni lukis gaya Batuan khas Bali memiliki keunikan dan sudah tersohor hingga ke mancanegara. Selain waktu pengerjaannya yang cukup lama, tahapan melukisnya juga terbilang kompleks dan detail.
Tidak mengherankan bila karya-karya perupa Batuan ini, banyak dikoleksi oleh institusi maupun pribadi lintas bangsa. Sebagian besar lukisan tersebut menyiratkan nilai-nilai filosofis Bali yang bersifat simbolis mistis atau magis, juga terkait konteks sosio-historis yang menandakan keberadaan seniman atau kreator sebagai pribadi yang otentik dan unik.
Dalam rangka merayakan seribu tahun Prasasti Baturan, Komunitas Batur Ulangun dan Citra Kara Desa Batuan melaksanakan pameran seni lukis dan topeng yang bertajuk 'Nuju Sahasra Warsa Baturan'. Kegiatan yang bertempat di Gedung Kesenian Kawasan Pura Desa Puseh Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini berlangsung dari tanggal 23 Desember 2021 hingga 23 Januari 2022.
Acara ini memamerkan karya 35 pelukis Desa Batuan dengan ciri khasnya masing-masing. Berikut 12 potret lukisan gaya Batuan khas Bali yang dipamerkan.
Baca Juga: Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali
1. Suasana pawai ogoh-ogoh dituangkan dalam lukisan 'Ngarak Ogoh-ogoh' karya I Nyoman Sudirga. Menggunakan tinta cina, bahan akrilik di kanvas dengan dimensi 60 x 80 centimeter
2. I Ketut Sadia menuangkan suasana sebelum pandemil dalam lukisan yang diberi judul 'Sebelum Pandemi Covid-19, 2019'. Menggunakan tinta cina di kanvas dengan dimensi 90 x 140 centimeter
3. Kura-kura penyelamat karya I Wayan Diana berjudul 'Kurma Raja', dilukis menggunakan bahan cat air di kanvas dengan dimensi 120 x 150 centimeter
Baca Juga: 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali
4. Karya ilustrasi apik ditampilkan oleh I Wayan Aris Sarmanta dengan judul 'Homage to Ngendon'. Lukisan ini dilukis menggunakan tinta, akrilik di kanvas dengan dimensi 50 x 40 centimeter
5. 'Dua Dunia', karya I Made Adi Sumarjaya Putra yang menceritakan kehidupan di laut. Menggunakan bahan akrilik di kanvas dengan dimensi 50 x 50 centimeter
6. Prosesi seseorang saat meninggal dituangkan dalam lukisan berjudul 'Gambaran Hidup Menuju Alam-Nya' oleh I Made Karyana. Menggunakan bahan tinta cina, akrilik di kanvas dengan dimensi 145 x 140 centimeter
7. Karya I Ketut Kenur berjudul 'Satya Umayi' menceritakan tentang Dewi Uma mencari Mpah Lembu. Menggunakan akrilik di kanvas dengan dimensi 80 x 60 centimeter
Baca Juga: 6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura Negatif
8. Nyoman Nurbawa mengangkat kehidupan nelayan tradisional dalam lukisan dengan judul 'Bendega Tradisional'. Menggunakan tinta cina, akrilik di kanvas dengan dimensi 70 x 95 centimeter
9. Suasana spiritual di laut dituangkan oleh I Wayan Warsika dalam lukisan berjudul 'Meditasi di Dalam Laut'. Menggunakan tinta cina, akrilik di kanvas dengan dimensi 70 x 90 centimeter
10. 'Patih Kebo Iwa' karya I Gede Widyantara yang menceritakan tentang seorang patih sakti bernama Patih Kebo Iwa. Menggunakan akrilik di kanvas dengan dimensi 70 x 90 centimeter
Tahapan melukis gaya Batuan dari dulu sampai sekarang masih tetap sama. Proses awal dimulai dengan ngorten (Membuat sketsa menggunakan pensil), lalu nyawi (Menegaskan garis menggunakan tinta cina), selanjutnya adalah ngucak (Memberi efek jauh-dekat dan terang-gelap), menyunin (Memberi kesan berisi), memberikan ornamen, dan detail dengan warna.
Hal ini berlaku untuk jenis lukisan hitam putih maupun berwarna. Dengan tahapan-tahapan yang banyak ini, maka tidak heran apabila lukisan Batuan detail dalam menggambarkan objek sekecil mungkin.
Baca Juga: Unik, Penduduk Desa di Bali ini Jadi Pelukis Klasik Kamasan