5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Unik

Sekarang lagi musim layangan di Bali

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Musim layangan telah tiba. Para rare angon (Sebutan untuk orang yang hobi layangan) mulai menyiapkan layangan mereka untuk diterbangkan.

Bali memiliki banyak jenis layangan tradisional yang sangat berbeda dengan daerah lainnya. Bentuknya beragam, ada yang mengambil bentuk naga, ikan, hingga bebek. Berikut ini jenis 5 layangan tradisional Bali.

Baca Juga: Sejarah Tari Telek Khas Sidakarya Bali, Tidak Dipentaskan

1. Bebean

5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Uniklayangan bebean (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Layangan bebean mengambil bentuk seperti ikan, yang dalam Bahasa Bali disebut be. Layangan ini memliki bagian kepala, badan, kaki, dan kepes atau gleber atau kain seperti bendera di bagian sisi kanan dan kirinya. Jika ukurannya besar, layangan bebean akan ditambah dengan unsur suara yang dinamakan guwangan.

Guwangan adalah batang kayu yang diikat menggunakan pita plastik maupun rotan atau penyalin. Guwangan ini akan bersuara jika tertiup angin.

Penilaian layangan bebean berdasarkan gerak atau istilahnya disebut ngelog, bergerak ke kiri dan ke kanan secara harmonis. Selain itu perpaduan warna, keseimbangan bentuk kepala, badan, kaki, kipasan kepes, dan suara guwangan menjadi poin penting dalam penilaian.

Layangan bebean memiliki style atau ciri khas yang berbeda di tiap daerah. Ada beberapa style untuk layangan ini seperti style Badung, Denpasar, dan Sanur.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

2. Janggan

5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Uniklayangan janggan (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Layangan janggan termasuk yang paling dinanti-nantikan penerbangannya. Layangan yang menggambarkan sosok naga ini sangat indah begitu ada di angkasa.

Layangan janggan memiliki ciri khas tapel atau kepala naga dan ekor yang panjang. Kepala naga dibuat seindah mungkin dengan hiasan ornamen yang sangat khas. Ekornya dibuat memanjang dengan warna khas merah, putih, hitam.

Pada bagian badan layangan terdapat yang namanya pecukan. Pecukan ini berfungsi untuk menangkap embusan angin, sehingga layangan berekor panjang ini dapat terbang di angkasa. Layangan janggan juga menggunakan guwangan sebagai sumber suaranya.

3. Pecukan

5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Uniklayangan pecukan (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Layangan pecukan bentukannya paling sederhana. Meskipun sederhana, namun proses pembuatannya tergolong paling rumit. Tidak sembarang orang atau undagi (pembuat layang-layang) bisa membuat layangan ini.

Bentuknya mirip seperti pada bagian badan layangan janggan. Bedanya hanya terlihat dari segi rangka. Pecukan layangan janggan berbentuk bulat. Sedangkan layangan pecukan berbentuk setengah lingkaran. Perbedaan lainnya adalah pada bagian ujung layangan pecukan harus diplintir.

Ketika menerbangkannya juga harus memiliki keahlian tersendiri. Orang yang mau menerbangkan atau istilahnya nunjuk, harus benar-benar mengetahui kekuatan angin. Karena layangan ini sangat peka dengan embusan angin.

4. Kuwir

5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Uniklayangan kuwir atau janggan buntut (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Layangan ini sering juga disebut dengan layangan janggan buntut atau tanpa ekor panjang. Kuwir adalah Bahasa Bali untuk menyebut hewan bebek. Bagian kepala atau tapelnya tidak menggunakan bentuk kepala naga, melainkan menyerupai kepala bebek atau burung.

Kalau layangan janggan, ketika berada di udara akan terdiam tidak bergerak. Sedangkan layangan kuwir memiliki ciri khas seperti layangan bebean yaitu ngelog. Namun ngelog-nya lebih galak seperti seekor bebek yang menyerang musuhnya.

Undagi yang pintar pasti akan membuat layangan kuwirnya ngelog dengan galak di ketinggian, namun ketika mendekati permukaan tanah akah bergerak kalem.

5. Cotekan

5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Uniklayangan cotekan (YouTube.com/Bali Classic Channel)

Layangan cotekan mengambil bentuk ikan, dan agak mirip bebean. Namun layangan cotekan, pada bagian kakinya jauh lebih kecil daripada kepala dan badan.

Ciri khas layangan ini, selain kepalanya besar, adalah memiliki kepes yang sangat besar pada sisi kiri dan kanan. Lebar kepes sama dengan panjang sisi kanan dan kiri layangan. Sedangkan panjangnya melebihi dari panjang kaki layangan.

Layangan tradisional ini masih lestari hingga sekarang dan sering dilombakan. Hampir seluruhnya menggunakan sistem knockdown atau bongkar pasang. Sehingga akan memudahkan orang yang membawanya ke tempat bermain layang-layang.

Itulah jenis layangan tradisional Bali. Masing-masing banjar atau perkumpulan remaja atau muda-mudi akan berlomba membuat layangan tradisional di musim layangan. Tujuannya tentu saja sebagai simbol eksistensi keberadaan kelompoknya tersebut. Ada rasa kebanggan tersendiri jika layangan mereka bisa terbang dan terlihat indah di angkasa.

Baca Juga: Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya