Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit Terapung

Dia adalah Laksamana laut perempuan pertama di dunia

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meluncurkan kapal rumah sakit terapung. Peluncuran ini bertepatan dengan HUT ke-50 PDIP yang digelar di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023) lalu.

Kapal ini digunakan untuk melayani kesehatan masyarakat di daerah terpencil ini diberi nama Laksamana Malahayati. Siapakah Laksamana Malahayati ini? Berikut ini profil Laksamana Malahayati, mengutip Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP Universitas Jambi berjudul Menganalisis Karakter Laksamana Malahayati dalam Novel: Sang Perempuan Keumala tahun 2022 karya Eka Nasha Putri Dewi Yani dkk, dan hasil penelitian berjudul Zona Pendidikan Nasionalisme: Literasi Laksamana Malahayati dalam Pembelajaran Sejarah karya Desi Fitri Ayu Lestari dkk.

Baca Juga: Perjalanan Hidup Maestro Raden Saleh, Bakatnya Sejak Kecil

Baca Juga: 5 Fakta Gong Luwang, Gamelan Sakral Desa Kesiut Tabanan

1. Laksamana Malahayati berasal dari Aceh

Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit TerapungIlustrasi Aceh, tempat lahir Laksamana Malahayati. (YouTube.com/Televisi Edukasi)

Laksamana Malahayati memiliki nama asli Keumalahayati. Ia adalah pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh.

Laksamana Malahayati lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Ia dilahirkan dari keluarga pelaut, ayahnya seorang panglima laut yang sangat disegani kala itu yaitu Laksamana Mahmud Syah. Ia juga seorang cucu dari Sultan Salahuddin Syah yang tidak lain merupakan keturunan dari Sultan Ibrahim Mughayat Syah, Pendiri Kerajaan Darud Donya Darussalam (Kesultanan Aceh Darussalam).

2. Belajar di Akademik Mahad Baitul Maqdis

Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit TerapungIlustrasi Laksamana Malahayati. (YouTube.com/Televisi Edukasi)

Ia terlahir di lingkungan militer, dan membuat Malahayati tergerak untuk belajar di bidang militer. Ia memilih menempuh pendidikan militer laut di Akademik Mahad Baitul Maqdis, Kutaraja.

Ia berhasil menjadi lulusan terbaik di sekolah tersebut. Selama menempuh ilmu militer laut inilah ia bertemu seorang pria senior, Tuanku Mahmuddin bin Said AlLatief, dan menjadi suami dari Malahayati.

3. Kehilangan suami pada saat bertempur melawan Portugis

Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit TerapungIlustrasi Laksamana Malahayati saat kehilangan suaminya. (YouTube.com/Televisi Edukasi)

Setelah menikah, Malahayati diangkat sebagai komando protokol kerajaan, sedangkan suaminya sebagai Panglima Laut Armada Selat Malaka. Suaminya mendapat tugas untuk menghalau Bangsa Portugis, sehingga terjadilah peperangan dengan Kesultanan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil. Perang ini terjadi di Teluk Haru, Perairan Selat Malaka.

Perang berlangsung sangat sengit, dan pihak Kesultanan Aceh Darussalam berhasil memenangkan pertempuran laut tersebut. Walaupun sebagai pemenang perang, banyak pasukan Kesultanan Aceh Darussalam yang meninggal dunia termasuk dua laksamananya. Satu di antaranya suami dari Laksamana Malahayati.

4. Sebagai laksamana laut perempuan pertama di dunia

Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit TerapungIlustrasi Laksamana Malahayati. (YouTube.com/Televisi Edukasi)

Meninggalnya sang suami tidak menyurutkan niat Laksamana Malahayati untuk berjuang di laut. Hal ini justru menambah semangatnya dan memiliki keinginan untuk membalas dendam kematian sang suami. Ia kemudian mendapat tugas sebagai Panglima Laut Armada Selat Malaka menggantikan jabatan suaminya.

Ia memimpin 100 buah kapal dengan anak buah lebih dari 1.000 orang. Ia tercatat sebagai laksamana laut perempuan pertama di dunia. Ia juga memimpin pasukan armada Kesultanan Aceh Darussalam yang diberi nama Inong Balee. Seluruh pasukannya terdiri dari perempuan yang telah menjadi janda karena suaminya meninggal dalam peperangan.

5. Sempat membunuh pemimpin kapal Belanda

Profil Laksamana Malahayati, Jadi Nama Rumah Sakit TerapungIlustrasi Cornelis de Houtman. (YouTube.com/Televisi Edukasi)

Keberanian Laksamana Malahayati tidak perlu diragukan lagi. Hal ini dibuktikan ketika dua kapal Belanda, masing-masing dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman, berlabuh di Tanah Nangroe. Awalnya mereka datang untuk berbisnis, disambut baik oleh masyarakat dan Kesultanan Aceh Darussalam. Namun lama kelamaan mereka membuat ulah sehingga terjadilah perselisihan antara pihak Belanda dan Kesultanan Aceh Darussalam.

Melihat hal ini, Laksamana Malahayati tidak tinggal diam. Ia melakukan perlawanan dan menyebabkan Cornelis de Houtman meninggal di tangan Laksamana Malahayati.

Keberanian Malahayati tidak hanya terkenal di seputaran nusantara, tetapi juga Eropa. Termasuk Ratu Elizabeth I, yang memilih jalur damai untuk bekerja sama dengan Kesultanan Aceh Darussalam untuk membuka jalur perdagangan.

Laksamana Malahayati meninggal dalam peperangan melawan Portugis dan jenazahnya dimakamkan di bukit daerah Krueng Raya, Aceh Besar. Laksamana Malahayati memang tidak sepopuler nama pahlawan dari Aceh maupun pahlawan nasional lainnya. Namun semangat dan keberaniannya berjuang di laut membuatnya diangkat sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya