Warga di Sekitar Gunung Agung Trauma Gempa 2017

Mereka tetap khawatir meski gempa ini bukan karena vulkanik

Karangasem, IDN Times- Gempabumi yang mengguncang Kabupaten Karangasem, dari Selasa (13/12/2022) hingga Rabu (14/12/2022) sore, membuat warga resah. Terutama mereka yang tinggal di sekitar Gunung Agung.

Situasinya serupa pada tahun 2017 lalu, warga terus merasakan gempa dan sampai ada peningkatan aktivitas di Gunung Agung. Warga Bali selama berabad-abad juga meyakini, gempa yang terjadi merupakan pertanda.

Baca Juga: Makna Gempa Menurut Hindu Bali

Baca Juga: 62 Kali Gempa Susulan Karangasem Tak Pengaruhi Gunung Agung

1. Warga di sekitar Gunung Agung sempat khawatir gempa tersebut ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik

Warga di Sekitar Gunung Agung Trauma Gempa 2017Kerusakan rumah warga dampak gempa Karangasem. (Dok. IDN Times/Istimewa )

Made Rista merasa khawatir ketika gempa susulan yang terus terjadi selama dua hari. Warga yang tinggal di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini bercerita, situasinya serupa dengan peristiwa tahun 2017 lalu, atau ketika Gunung Agung mengalami kenaikan aktivitas.

"Gempa beruntun ini sempat bikin khawatir, karena kejadiannya hampir mirip dengan tahun 2017 lalu. Bisa dikatakan kami masih trauma. Karena saat itu setiap hari kami juga merasakan gempa," jelas Made Rista, Kamis (15/12/2022).

Dirinya khawatir gempabumi yang terjadi ini ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Agung. Pascagempa, ia terus memantau situasi melalui grup kebencanaan.

"Kemarin akhirnya ada informasi gempa ini tidak ada hubungannya dengan Gunung Agung, jadi agak lega. Tapi masih waspada juga, karena gempanya ini sudah dua hari beruntun," katanya khawatir.

2. Tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Agung

Warga di Sekitar Gunung Agung Trauma Gempa 2017Gunung Agung dari Desa Dukuh, Kabupaten Karangasem. (IDN Times/Ayu Afria)

Keresahan warga ini sudah ditindaklanjuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem. Mereka langsung berkoordinasi dengan Pos Pengamat Gunung Api Agung, Rabu (14/12/2022).

Dari hasil koordinasi itu, diketahui rentetan gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Karangasem tanggal 13 sampai 14 Desember 2022 tidak berdampak langsung pada aktivitas Gunung Agung. Artinya, penyebab gempa kemarin bukan karena aktivitas vulkanik Gunung Agung.

"Berdasarkan data relevan, aktivitas Gunung Api Agung juga tidak melihatkan tanda-tanda peningkatan aktivitas," ujar Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa.

Sehingga ia berharap warga tetap tenang, dan mengikuti informasi teraktual dari sumber-sumber resmi.

3. Warga Bali menyakini gempa yang terjadi pada sasih keenam merupakan peringatan

Warga di Sekitar Gunung Agung Trauma Gempa 2017ilustrasi lontar bali (IDN Times/Irma Yudistirani)

Warga Bali selama ini meyakini gempabumi tidak sekadar fenomena alam. Ada makna sebagai pertanda tentang kondisi tertentu. Kaitan antara bencana alam dan kondisi kehidupan warga ini tertuang dalam Lontar Roga Sanghara Bhumi. Lontar ini membahas tentang bencana hingga tanda-tanda alam yang terjadi beserta makna dan upacaranya.

Berdasarkan lontar tersebut, gempa pada sasih keenam merupakan teguran bahwa pemimpin dan warga kerap bertengkar, hama serta wabah penyakit kian berkembang, hingga banyak orang yang merasa susah di kehidupannya.

Warga Bali biasanya menanggapi hal ini sebagai peringatan agar introspeksi diri terhadap kehidupan sosialnya, menjaga keseimbangan dengan menjaga alam, dan melaksanakan upacara secara niskala (gaib).

Pada sasih keenam biasanya harus segera melaksanakan upacara penyucian Bumi sesuai dengan tingkatannya. Mulai dari upacara penyucian Bumi tingkat rumah tangga, tingkat desa, tingkat kabupaten/kota, dan tingkat provinsi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya