Denpasar, IDN Times – Meningkatnya tambahan kasus terkonfirmasi positif harian di Provinsi Bali saat Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlangsung, kini semakin menjadi sorotan. Tidak sedikit warga negara asing, masyarakat lokal, hingga pemilik usaha yang terjaring melanggar protokol kesehatan.
Upaya memutus penularan COVID-19 ini dinilai tidak dibarengi dengan contoh yang baik dari para pemangku kepentingan. Masyarakat Bali sempat dihebohkan dengan Video acara potong tumpeng Perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali bersama para Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se-Kabupaten Bali, pada Sabtu (23/1/2021) lalu.
Video tersebut menjadi sorotan dan menimbukan reaksi dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Udayana, Gede Indra Pramana. Saat dihubungi IDN Times pada Selasa (26/1/2021) lalu, ia menyampaikan bahwa dalam konteks situasi pandemik saat ini, perayaan tersebut dirasakan tidak tepat. Terlebih di tengah ancaman kesehatan dan tekanan ekonomi yang dirasakan warga masyarakat.
“Diperlukan juga contoh tindakan nyata dari para pemimpin kita sebagai upaya bersama menangani pandemik,” lanjutnya.
Sementara itu Sosiolog Universitas Udayana dan Direktur Sanglah Institute, Gede Kamajaya menyampaikan bahwa apabila video ini benar adanya, maka sangat disayangkan karena bisa menyebabkan distrust publik pada apapun imbauan pemerintah untuk penanganan penyebaran COVID-19. Hal ini akan berakibat makin tidak terkendalinya angka yang terjangkit. Lebih-lebih menurutnya publik hari ini juga menunjukkan kejenuhannya pada penanganan COVID-19.
Adanya angka peningkatan kasus ini juga ditanggapi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra pada Jumat (29/1/2021).