Pada pemilu bulan Desember 2020 lalu, I Wayan Diar SST Par terpilih sebagai Wakil Bupati Bangli. Ia memimpin bersama Bupati terpilih, Sang Nyoman Sedana Arta. Sebelum akhirnya menjadi orang nomor dua di Bangli, I Wayan Diar pernah 15 tahun lamanya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangli.
Bagaimana riwayat kepemimpinan dan karier politik I Wayan Diar selama ini? Berikut profil singkat Wakil Bupati Kabupaten Bangli, I Wayan Diar.
I Wayan Diar lahir di Belantih, 4 Oktober 1972. Ia menikah dengan Ni Kadek Suciati dan dikaruniai tiga orang anak. Sebelumnya, I Wayan Diar menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Belantih pada tahun 1978. Setelah lulus pada tahun 1985, kemudian melanjutkan studinya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kintamani.
Setelah tamat SMP pada tahun 1988, I Wayan Diar kemudian masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Singaraja. Tidak berhenti sampai di situ, ia lalu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, tepatnya di Universitas Udayana. I Wayan Diar masuk di Fakultas Pariwisata pada tahun 1991 dan mendapat gelar Sarjana pada tahun 1996.
Sebelum terpilih menjadi Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar pernah 15 tahun lamanya menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bangli, tepatnya sejak tahun 2004 sampai tahun 2019. I Wayan Diar kemudian kembali menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bangli selama satu tahun yakni mulai 2019 sampai 2020.
Pada 9 Desember 2020 lalu, I Wayan Diar bersama pasangannya, Sang Nyoman Sedana Arta berhasil menjadi pemenang dengan perolehan suara sebesar 88.422 suara.
Sebagai Wakil Bupati terpilih, I Wayan Diar, dilatik pada tanggal 26 Februari 2021 oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster.
I Wayan Diar juga dikenal aktif berkecimpung dalam organisasi politik. Pada tahun 2015 menjadi Sekretaris PDI Perjuangan Kabupaten Bangli sampai dengan tahun 2024 mendatang.
Sebelum itu, ia mengawali karier politiknya dari awal, yakni menjadi Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kintamani. Saat mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati, I Wayan Diar didukung oleh Partai PDI Perjuangan, Demokrat, Gerindra, Hanura, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).