Pendapatan RSUD Tabanan Turun 27 Persen Akibat COVID-19

Masih takut ke rumah sakit ya?

Tabanan, IDN Times - Selama pandemik COVID-19, kunjungan pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan mengalami penurunan cukup signifikan. Hal itu memengaruhi pendapatan rumah sakit, yang mau tidak mau ikut memengaruhi operasional RSUD Tabanan.

Lalu apa langkah RSUD Tabanan agar pelayanannya tetap bisa berjalan di tengah turunnya pendapatan?

Baca Juga: Daftar Sisa Anggaran COVID-19 di Tabanan, Cukup Sampai Akhir Tahun?

1. Kunjungan Poliklinik turun dari 500 pasien menjadi 200 pasien dalam sehari

Pendapatan RSUD Tabanan Turun 27 Persen Akibat COVID-19Pemeriksaan suhu pengunjung maupun pasien di pintu masuk RSUD Tabanan (Dok.IDN Times/RSUD Tabanan)

Wakil Direktur Operasional RSUD Tabanan, Nyoman Hari Sujana, mengatakan semenjak pandemik COVID-19, kunjungan pasien poliklinik mengalami penurunan cukup signifikan. Jika dulu per hari bisa mencapai 500 pasien, sekarang rata-rata kunjungannya 200-300 pasien per hari. Adanya penurunan kunjungan ini diduga karena masyarakat masih takut untuk berobat ke rumah sakit karena COVID-19.

"Begitu juga tingkat hunian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate). Sebelum pandemik, BOR RSUD Tabanan mencapai 65-70 persen. Saat ini 40-50 persen," ujarnya, Kamis (01/10/2020).

Baca Juga: 3 Dampak yang Terjadi Apabila Pilkada Ditunda Menurut KPU Tabanan

2. RSUD Tabanan mengalami penurunan pendapatan real sebesar 27 persen dari tahun sebelumnya

Pendapatan RSUD Tabanan Turun 27 Persen Akibat COVID-19Ilustrasi uang. IDN Times/Zainul Arifin

Hari melanjutkan, turunnya kunjungan pasien ini berpengaruh kepada pendapatan RSUD Tabanan.

"Real-nya pendapatan turun sekitar 27 persen. Namun karena terbantu klaim pasien COVID-19 dari klaim dana Kemenkes RI, penurunannya menjadi 10 persen dari tahun sebelumnya," katanya.

Meski terbantu dari klaim pasien COVID-19, namun penurunan pendapatan sebesar 10 persen ini tetap memengaruhi jalannya operasional rumah sakit. Terlebih anggaran refocusing yang lebih mengutamakan penanganan COVID-19, sehingga beberapa kegiatan ditunda agar tidak memengaruhi pelayanan.

"Beberapa kegiatan yang ditunda misalnya perjalanan, diklat dan belanja modal di luar keperluan COVID-19 dan lainnya," papar Hari.

3. RSUD Tabanan pastikan layanan pasien aman dari COVID-19

Pendapatan RSUD Tabanan Turun 27 Persen Akibat COVID-19Direktur RSUD Tabanan, dr. Nyoman Susila (Dok.IDN Times/RSUD Tabanan)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab utama turunnya kunjungan pasien ke RSUD Tabanan diduga karena masyarakat takut terinfeksi COVID-19. Terlebih RSUD Tabanan adalah rumah sakit rujukan COVID-19. Namun menurut Direktur RSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, layanan pasien selain COVID-19 dijamin aman. Sebab pihak RSUD Tabanan telah melakukan pemisahan untuk layanan pasien biasa dengan pasien COVID-19. Untuk pasien COVID-19 dikumpulkan di Ruang Cempaka.

"Selain melakukan penjaringan dari pintu masuk, ruangan untuk layanan pasien  COVID-19 juga terpisah. Pelayanan untuk pasien COVID-19 yang perlu cuci darah, perawatan pasca operasi dan perlu perawatan intensif, melahirkan dan kebutuhan khusus lain disiapkan di ruang tersebut. Harapannya agar kebutuhan perawatan mereka terpenuhi dan kesembuhan meningkat," jelasnya.

Kenapa layanan pasien COVID-19 difokuskan dalam satu ruangan khusus saja? Menurut Susila agar pasien non dan COVID-19, hingga karyawan RSUD Tabanan merasa aman.

"Bahkan untuk ruangan operasi kami khususkan ruang operasi OK 4 untuk pasien COVID-19. Tidak dicampur dengan pasien non COVID-19," ungkap Susila.

4. RSUD Tabanan memiliki 46 tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19

Pendapatan RSUD Tabanan Turun 27 Persen Akibat COVID-19(IDN Times/Wira Sanjiwani)

Ruang Cempaka berada di gedung berlantai tiga, yang khusus untuk merawat pasien COVID-19. Saat ini ketersediaan tempat tidurnya mencapai 46 tempat tidur. Di mana lantai satu sebanyak 17 tempat tidur, masing-masing enam tempat tidur untuk ICU COVID-19 dan 11 tempat tidur untuk kasus COVID-19 sedang. Sementara sisanya di lantai dua untuk merawat pasien pneumonia yang suspek COVID-19.

"Saat ini tingkat hunian ruangan COVID-19 ini 60 sampai dengan 70 persen. Jika misalkan penuh, kami sudah siap untuk tambahan tempat tidur di lantai tiga," tutup Susila.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya