Jukung nelayan di pantai Yeh Gangga Tabanan (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Menurut Arsana Yasa, dulu nelayan di Tabanan kegiatannya pergi melaut, menangkap ikan lalu menjualnya. Dia lantas membandingkan kondisi nelayan dan laut saat ini dibandingkan dulu.
"Dulu saat kapal penangkap ikan yang besar masih jarang. Nelayan sangat gampang mendapatkan ikan. Stok di laut melimpah. Sebentar saja melaut sudah dapat ikan. Nelayan pulang dan menjual hasil tangkapannya," ujar Arsana Yasa.
Kelebihan penangkapan, imbuhnya, kemudian bisa diolah menjadi dendeng dan pindang. "Jaman dulu tidak ada kulkas atau tempat pendingin sehingga petani menyimpan ikan tidak dalam bentuk fresh tetapi lebih diolah menjadi dendeng dan pindang," ujarnya.
Namun sekarang, tangkapan tidak mudah didapatkan, meski diakui pasaran laut Tabanan masih bagus hingga saat ini karena lautnya memiliki ikan komoditas ekspor. Hal ini lah yang mendorong nelayan untuk berinovasi.
"Tidak hanya sebagai nelayan tradisional, mereka juga terjun menjadi nelayan komersial. Artinya menangkap ikan yang berpotensi ekspor seperti Kerapu, Layur hingga Tenggiri. Mereka juga menangkap lobster yang memiliki nilai ekspor," jelas Arsana Yasa.
Selain itu satu lagi inovasi nelayan di Tabanan adalah menekui wisata bahari, dimana nelayan menyewakan jukungnya kepada pemancing dan mengantarkan mereka menuju spot memancing yang banyak ikannya.