Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan Guide

Apapun pemberitaan itu, kita harus segera berbenah

Badung, IDN Times – Pemberitaan situs traveling Fodors.com mencatat Bali sebagai satu dari 13 destinasi yang disarankan untuk tidak dikunjungi tahun 2020 mendatang. Pemberitaan ini cukup membuat geram Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Bahkan Pemprov Bali sampai mengeluarkan Surat Permohonan Dukungan yang dilayangkan kepada para pelaku industri pariwisata di Bali dengan nomor 556/4386/II/Dispar. Surat tersebut berisi agar para pelaku industri pariwisata mengimbau tamu atau wisatawannya untuk mengunggah foto maupun video di media sosial (Medsos), mengenai citra Bali yang positif. Seperti pantai yang bersih, lingkungan asri, taman hotel yang ditata dengan baik, masyarakat Bali yang ramah, serta kearifan lokal lainnya.

Dalam pemberitaan situs tersebut disebutkan, Bali sudah kategori overtourism, hingga mengalami permasalahan lingkungan lain yang dinilai tidak bisa diselesaikan dengan baik. Apakah benar seperti itu kesan Bali di mata turis asing? Berikut ungkapan tentang Bali dari beberapa turis asing menanggapi pertanyaan tersebut:

1. Allian Bos: Saya pro untuk bersikap ketat pada pakaian yang sopan di tempat-tempat keagamaan seperti pura. Tetapi pemda juga harus berbuat lebih banyak untuk mengambil sampah dan mendaur ulang

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Turis asing asal Belanda, Allian Bos, saat ditemui IDN Times mengaku baru pertama kali mendengar situs traveling, Fodors.com. Ketika dijelaskan bahwa situs ini membuat tulisan bahwa Bali disarankan untuk tidak dikunjungi tahun 2020, ia justru mempertanyakan alasan mereka (Fodors) untuk menghindari Bali.

"No, I didn’t hear about it. Why did they say to avoid it? I’m still going to Bali next summer with friends of mine and to visit friends so I don’t listen to that news. (Tidak, saya tidak pernah mendengarnya. Mengapa mereka mengatakan untuk menghindari Bali? Saya akan tetap pergi ke Bali musim panas depan dengan teman-temanku dan mengunjungi teman-teman jadi aku tidak mendengarkan kabar itu)," katanya.

IDN Times lalu menunjukkan isi artikel yang ditulis oleh Fodors dan membiarkan ia untuk membacanya. Setelah selesai membacanya secara utuh, Allian Bos mengungkapkan pendapatnya kepada IDN Times:

After reading the news I want to say he following. When I lived in Bali I have come to the understanding that tourists, especially Australian tourists, are very disrespectful to the culture and the nature. But also locals are quite disrespectful to nature as they also throw plastic and other waste on the streets and they don’t clean it. So I think the local government should do more regarding picking up waste and recycling, repack because so many people live and visit the island. Besides that, I think the local government should stop all the plans to build more things for tourists, like apartments, hotels, shops, yoga places, and all of that. To make sure the locals have plenty of clean water. On top of that, I am pro to be strict on respectful clothing in religious places like temples. It’s rude of tourist not to respect the culture when visiting these places. (Setelah membaca berita saya ingin mengatakan dia mengikutinya. Ketika saya tinggal di Bali, saya mulai  memahami bahwa turis, terutama turis Australia, sangat tidak menghargai budaya dan alam. Tetapi juga penduduk setempat sangat tidak menghormati alam karena mereka juga membuang plastik dan sampah lainnya di jalan dan mereka tidak membersihkannya. Jadi saya pikir pemerintah daerah harus berbuat lebih banyak untuk mengambil sampah dan mendaur ulang, mengemas kembali karena begitu banyak orang tinggal dan mengunjungi pulau itu. Selain itu, saya pikir pemerintah daerah harus menghentikan semua rencana untuk membangun banyak hal untuk wisatawan, seperti apartemen, hotel, toko, tempat yoga, dan semua itu. Untuk memastikan penduduk setempat memiliki banyak air bersih.  Di atas semua itu, saya pro untuk bersikap ketat pada pakaian yang sopan di tempat-tempat keagamaan seperti pura. Tidak sopan bagi wisatawan untuk tidak menghormati budaya ketika mengunjungi tempat-tempat ini)

Baca Juga: Modus WNA Beli Tanah Bali Secara Ilegal, Menikahi Orang Lokal & Cerai

2. Allian Bos: Bali is the island of the gods right?

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideIDN Times/Vanny El Rahman

Allian Bos mengibaratkan Bali sebagai rumah keduanya di Asia. Destinasi favoritnya selama di Bali adalah Ubud di Kabupaten Gianyar. Karena dulu ia pernah tinggal di sana dan sangat menikmatinya. Lantas, bagaimana kondisi Bali saat ini? Begini jawabannya:

I’m not sure but I think it’s still very touristic in the capital and around it and very appealing for yogis and all in Ubud. (Saya tidak yakin, tapi sepertinya ibu kota masih cocok jadi tempat tujuan pariwisata dan menarik untuk Yogis (Orang yang suka yoga) dan semuanya ada di Ubud)

IDN Times kemudian mengajukan satu pertanyaan terakhir untuknya: Apa kata yang tepat untuk Bali?

"Bali is the island of the gods right?" jawabnya.

3. Mag Ed: artikel tersebut mencoba mengingatkan wisatawan supaya menghormati lingkungan

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideIDN Times/Rehuel Willy Aditama

Sementara itu Mag Ed, turis asal Mesir yang tinggal lama di Jerman, punya reaksi yang sama dengan Allian Bos. Ia juga baru pertama kali mendengar situs Fodors.com. Meski situs ini menuliskan hal yang membuat citra Bali buruk, namun ia justru tetap merekomendasikan Bali untuk rekan-rekannya. Hanya saja artikel tersebut mencoba mengingatkan wisatawan supaya menghormati lingkungan.

The website discusses an issue which is overtourism. Some cities in the world has to much tourists that there's not space for the local people like Barcelona and Amsterdam. Other issue is the garbage - as the tourism produce to much trash that effects negatively on the environment. So the article just try somehow to remind the tourist to respect the environment. (Situs ini membahas masalah. Beberapa kota di dunia lain juga memiliki banyak turis sehingga tidak ada ruang untuk penduduk lokal seperti Barcelona dan Amsterdam. Masalah lainnya adalah sampah. Karena pariwisata menghasilkan banyak sampah yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Jadi artikel itu hanya mencoba mengingatkan wisatawan untuk menghormati lingkungan)

Baca Juga: Fenomena Turis Asing Kehabisan Uang di Bali, Siapa Bertanggung Jawab?

4. Mag Ed rekomendasikan orang lain untuk datang ke Bali

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideIDN Times/Vanny El Rahman

Bali termasuk tempat wisata favorit Mag Ed di dunia. Destinasi favorit yang sering ia kunjungi adalah Seminyak di Kabupaten Badung, dan Ubud di Kabupaten Gianyar. 

Bali is definitely my favorite place on earth that's why it's the only place I have been more than three time although I live on other side of the world. I recommend Bali for every person. Bali is the heaven. (Bali jelas merupakan tempat favoritku di dunia. Karena itulah saya selalu lebih dari tiga kali (Datang ke Bali) walaupun saya tinggal di belahan bumi lain. Saya menyarankan Bali kepada semua orang. Bali adalah surga)

5. Bali tidak baik-baik saja. Pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat harus bersama-sama menjaga Bali dengan sungguh-sungguh

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideIDN Times/Imam Rosidin

Pemberitaan situs Fodors juga menjadi perhatian pelaku pariwisata di Nusa Penida. Sebut saja namanya Ni Putu, pemilik sebuah penginapan di wilayah Nusa Penida ini mengaku sedih membaca berita tersebut. Namun ia tidak bisa membantah 100 persen terhadap beberapa point yang menjadi latar belakang, kenapa Bali dikategorikan tidak layak dikunjungi tahun 2020. Berikut ini pendapat Ni Putu yang perhatiannya justru lebih fokus pada beberapa point, di bawah ini:

  • Pertama tentang pemungutan pajak 10 USD kepada turis

"Saya rasa tamu akan mengerti tentang hal ini. Selama itu memang dimanfaatkan untuk kepentingan Bali agar lebih baik, dan tamu bisa melihat hasil dari pajak ini memang efektif. Tentu saja harus ada pemberitahuan secara terbuka, sehingga setiap tamu yang akan berkunjung sudah tahu kalau dipungut untuk apa. Sangat penting pemerintah bisa mengemas pajak 10 USD. Ini memiliki citra positif. Jadi pengunjung yang akan datang ke Bali merasa antusias bisa memberikan kontribusi mereka agar Bali menjadi lebih baik."

  • Problem infrastruktur

"Meskipun Bali mengandalkan wisata alam dan budaya, infrastruktur yang baik juga penting. Tinggal hunian yang terisi rata-rata di bawah 65 persen tapi infrastrukturnya sudah kewalahan. Jalan macet, ketersediaan air bersih tidak memadai, kebersihan kritis, rasa aman bagi wisatawan juga perlu dijaga, agar mereka merasa nyaman mengunjungi Bali. Pemerintah harus benar-benar membuka mata, tidak hanya melakukan kunjungan ke objek-objek wisata untuk kepentingan formalitas saja. Namun juga menumbuhkan rasa memiliki, menjaga dan terlibat langsung juga sangat penting agar bisa melihat fakta di lapangan. Jika sudah terlibat, maka akan paham Bali tidak baik-baik saja."

  • Sampah dan air bersih

"Coba tanyakan pada diri sendiri apakan program Bali Clean dari pemerintah sudah benar-benar berjalan? Benarkah bali sudah clean and green ? Saya rasa mereka yang paham akan mengatakan tidak. Sampah ada di mana-mana. Di jalan, laut, sungai, pasar tradisional dan di tempat wisata lainnya. Kita tentu belum lupa dengan banyaknya berita tentang sampah yang ada di pantai, laut dan tempat wisata yang diunggah oleh turis asing. Apakah ini hoaks? Tentu saja tidak. Itu adalah fakta. Sekarang zaman internet gratis, berbagai informasi tentang belahan dunia sangat mudah kita akses. Kita tidak bisa mengontrol jari-jari wisatawan untuk membuat ulasan sesuai kemauan kita. Semestinya dari ini pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat mulai menjaga Bali dengan sungguh-sungguh, bersama-sama. Perbaiki apa yang menjadi keluhan wisatawan. Tidak terus menganggap Bali baik-baik saja."

6. Guide Hendra: Bali juga harus introspeksi

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideIDN Times/Imam Rosidin

Sementara itu guide (Pemandu wisata) sekaligus General Manager Asian Division Bidadari Tour, Hendra Surya, menyampaikan pendapatnya terkait pemberitaan Fodors. Bahwa pemberitaan tersebut tidak berefek kepada Bali. Menurutnya, kontribusi situs tersebut terlalu kecil terhadap kunjungan wisatawan yang datang ke Bali.

“Soalnya kita pikir kan mereka punya kontribusi wisman (Wisatawan mancanegara) dari negara mereka, kan nggak begitu banyak juga. Cuman kalau kita lihat alasan-alasannya ya kita perlu deh introspeksi untuk semua alasan. Sampah ya iyalah kita introspeksilah masalah itu. Tapi kalau masalah tidak layak dikunjungi atau tidak on the list, aku rasa tidak perlu dipikirkan,” terangnya kepada IDN Times, Kamis (21/11).

Sementara terkait imbauan Pemprov Bali, Hendra merespon bahwa itu merupakan langkah strategis untuk menjaga pencitraan Bali supaya tetap positif.

“Itu sih okelah. Ya tapi kembali lagi untuk yang tadi kita mesti introspeksi juga di dalamnya seperti sampah. Jadi mesti aware juga di kitanya. Sebetulnya nggak salah sih (Pemberitaan Fodors terkait sampah). Kita ngomong sampah. Sampah memang banyak kok terutama di bulan-bulan tertentu, di Kuta itu numpuk kayak tempat pembuangan sampah. Cuman ya bagaimana kita lebih baiklah sebetulnya,” jelasnya.

7. Hasil penelusuran IDN Times terhadap ranking Fodors di Alexa.com

Benarkah Bali Tak Layak Dikunjungi? Ini 4 Reaksi Turis Asing dan GuideDok. IDN Times/ istimewa

Benarkah kontribusi situs tersebut terlalu kecil bagi kunjungan wisatawan yang datang ke Bali? IDN Times menelusuri ranking situs Fodors.com melalui Alexa.com. Alexa merupakan alat pengukur traffic rank suatu situs. Situs ini akan menghitung jumlah total pengunjung unik ke situs dan jumlah total pageviews.

Dari hasil penelusuran ini, Alexa.com merilis ranking seluruh situs dalam 90 hari terakhir, dan Fodors.com berada di peringkat ke 15.887. Rata-rata situs ini dikunjungi selama dua menit 23 detik per harinya.

Baca Juga: Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya