Dampak KTT AISF di Bali Baru Bisa Dirasakan 10-15 Mendatang
Mereka membahas nasib lautan di masa mendatang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum atau Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan menjadi momentum gerakan untuk membangun ekonomi biru dunia. Mereka mencoba menjadi penggerak, pemulihan, dan transformasi ekonomi untuk kelestarian lingkungan serta keberlanjutan.
Manfaat forum ini diakui tidak akan langsung dirasakan. Namun, akan berupaya memberikan kontribusi yang nyata bagi dunia, termasuk Indonesia untuk mencapai masa depan keberlanjutan laut.
1. Dampak forum keberlanjutan lautan ini akan dirasakan 15 tahun mendatang
Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Odo Manuhutu, mengakui bahwa manfaat KTT AIS Forum 2023 tidak akan dirasakan secara langsung bagi Indonesia. Namun pertemuan ini diharapkan dapat memupuk kolaborasi yang solid dalam upaya mengatasi tantangan multisegi di wilayah terkait keberlanjutan lautan.
Negara pulau, dan kepulauan perlu mengembangkan solusi cerdas, dan inovatif yang berbasis alam. Sehingga diperlukan kolaborasi untuk mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara AIS. Terutama dalam empat hal yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pengembangan ekonomi biru, penanganan sampah plastik laut, dan tata kelola maritim yang baik.
”Manfaat forum mungkin tidak akan langsung dirasakan oleh kita saat ini. Namun dalam 10 hingga 15 tahun ke depan forum ini akan memberikan kontribusi yang nyata bagi dunia termasuk Indonesia di dalamnya,” ujarnya, dalam rilis yang diterima IDN Times, Minggu (8/10/2023).