TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dalam Lima Hari, 3 TPA di Bali Mengalami Kebakaran

Penanganan sampah di Denpasar jadi terganggu

Kebakaran TPA Suwung di Denpasar Selatan berlanjut (Dok.IDN Times/Basarnas Bali)

Denpasar, IDN Times – Tiga Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Provinsi Bali mengalami kebakaran dalam lima hari terakhir. Yaitu TPA Regional Sarbagita Suwung di Kota Denpasar, TPA Mandung di Kabupaten Tabanan, dan TPA Temesi di Kabupaten Gianyar. Kebakaran ini diduga dipicu oleh produksi gas metana, yang kemudian dalam situasi panas menyebabkan kebakaran.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, dalam arahannya Minggu (15/10/2023), menekankan musibah kebakaran TPA Suwung menyebabkan gangguan penanganan sampah di Kota Denpasar. Jadi solusi sementaranya adalah mengarahkan agar pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar menggunakan tiga alternatif tempat pembuangan sampah, yakni TPA Temesi Gianyar, TPA Kelanting, dan TPA Mandung Tabanan.

Baca Juga: TPA Suwung Menghentikan Kiriman Sampah Sementara Waktu

Baca Juga: Metana dan Cuaca Panas Dianggap Picu Kebakaran TPA Mandung

1. Tanggal 12 Oktober 2023: TPA Suwung di Kota Denpasar terbakar

Kebakaran TPA Suwung di Denpasar Selatan berlanjut (Dok.IDN Times/Basarnas Bali)

Kebakaran di TPA Regional Sarbagita Suwung Kangin, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan terjadi, sejak Kamis (12/10/2023) sekitar pukul 11.30 Wita. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan TPA seluas 32 hektare ini belum juga padam. Pihak terkait telah mengerahkan sejumlah upaya pemadaman, termasuk bantuan water bombing dari dua helikopter.

2. Tanggal 14 Oktober 2023: TPA Mandung di Kabupaten Tabanan terbakar

Petugas sedang memadamkan api di TPA Mandung yang terbakar pada Sabtu (14/10/2023) (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Kebakaran kemudian juga terjadi di TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, pada Sabtu (14/10/2023) pukul 03.00 Wita. Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya, menyatakan kebakaran di lahan seluas 2,7 hektare ini diduga karena produksi gas metana di bawah tumpukan sampah, yang kemudian terbakar saat cuaca panas, kering, ditambah angin.

Berita Terkini Lainnya