Tabanan, IDN Times - Vaksinasi COVID-19 perdana akhirnya digelar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, Rabu (27/1/2021) pagi.
Secara umum, alur vaksinasi COVID-19 di setiap fasilitas kesehatan (Faskes) itu sama. Sasaran vaksinasi harus menjalani empat prosedur sebelum diperbolehkan pulang. IDN Times telah merangkum alur vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Biar masyarakat tidak bingung jika waktunya vaksinasi tiba:
Pemegang program imunisasi Dinas Kesehatan Tabanan, Komang Trijayanti, atas seizin Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, mengatakan prosedur yang harus dilewati adalah pemeriksaan suhu dan cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. Jangan lupa maskernya dibawa dan dipakai, serta lakukan jaga jarak. Sasaran akan menerima nomor antrean. Ada ruang tunggu yang disiapkan untuk sasaran.
Sasaran akan dipanggil sesuai nomor antrean dan langsung menuju meja satu. Di sini, mereka akan melakukan pendaftaran sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau e-tiket dari registrasi melalui Short Message Service (SMS), untuk pencocokan data.
Jika datanya sesuai, sasaran akan diarahkan ke meja dua. Di sini, mereka menjalani screening kesehatannya dengan menjawab 13 pertanyaan. Nantinya sistem yang akan menerima jawaban tersebut dan memutuskan apakah sasaran patut atau tidak untuk mendapatkan vaksinasi.
Kalau tidak patut, maka sasaran akan menerima Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan akan mendapatkan ketentuan jadwal vaksinasi yang baru. Jika memenuhi syarat, maka bisa lanjut ke tahap berikutnya.
Sasaran akan menjalani vaksinasi COVID-19 di meja tiga, di mana pelaksananya adalah vaksinator yang telah menjalani pelatihan. Petugas akan mencatat status pemberian vaksinasi baik secara dosis yang diberikan, tanggal pemberian, nomor batch, dan jadwal tanggal vaksinasi kedua.
Setelah vaksinasi, sasaran akan diarahkan ke meja empat, yang merupakan ruang observasi. Mereka akan menunggu selama 30 menit di sana, untuk memastikan adanya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Jika tidak ada gejala selama rentang waktu tersebut, maka sasaran diperbolehkan pulang. tetapi apabila muncul gejala KIPI, maka akan ditangani sesuai dengan gejala yang timbul.