ilustrasi sedang berbicara (pexels.com/Armin Rimoldi)
Jika sudah berdiskusi dan belum terjadi kesepakatan yang menjadi jalan tengahnya, jangan malah mengorbankan kepentingan pribadimu demi menuruti kemauannya. Tetaplah bijaksana kepada diri sendiri, kamu bisa menolak lalu memberikan pilihan lain sebagai alternatifnya. Sehingga kepentinganmu tetap jalan, hubungan baik dengannya juga gak rusak, meski kamu menolak sesuatu yang diberikan maupun permintaannya.
Jadilah cerdas dalam menyikapi situasi seperti ini. Jika memang kamu setengah hati memenuhi keinginan orang lain, jangan ragu untuk menolaknya. Gak perlu cemas dan memikirkan apa yang akan terjadi setelah menolaknya. Sebenarnya, ketika ada seseorang yang meminta sesuatu darimu, dan kamu gak bisa memenuhinya, dia akan langsung mencari penggantinya. Jangan berasumsi negatif terhadap peristiwa yang akan kamu alami jika menolaknya.
Lagi pula kamu melakukannya dengan cara yang sopan dan halus, serta nada bicara pun gak menekan seperti orang kesal. Dia akan memahami kondisimu. Kalaupun orang tersebut menjadi berpikir buruk maupun menjauhimu, berarti kamu sudah semakin tahu bahwa dia bukan orang terbaik untuk diajak bekerja sama membina hubungan yang sehat. Sebab, dia hanya mementingkan egonya saja. Jadi, gak perlu cemas dan takut juga untuk menghapusnya dari daftar orang terdekatmu.
Prioritaskan kebahagiaanmu, jangan membebani diri sendiri karena sikapmu yang gak bisa tegas menolak sesuatu. Kalau memang setengah hati menerima, lebih baik tolak saja secara total dengan cara yang halus tapi tegas. Kalau kamu memaksakan diri menerima, perasaan cemas justru semakin meningkat, hingga nanti memicu terjadinya konflik.