Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana
Pada tahun 1980-an hingga 1990-an terkenal dengan perangkat game portabel yang bernama game watch. Game portabel ini memiliki teknologi yang masih sangat sederhana, dan belum bisa tersambung ke televisi (TV) layaknya perangkat atau console game saat ini.
Jika pada zaman itu memiliki console ini, maka si pemilik dianggap anak 'sultan', karena harganya bisa dikatakan cukup mahal. Namun bagi yang tidak mampu membelinya, masih bisa menyewa di pedagang mainan keliling.
Kalau di Bali sering disebut dagang pekpung atau ongek-ongek, karena selalu berkeliling sambil membawa balon yang bisa ditekan dan mengeluarkan bunyi 'ongek, ongek, ongek'. Harga sewanya saat itu berkisar Rp100 selama 15 hingga 20 menit.
Berikut ini fakta tentang gimbot.