Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Setiap orang memiliki tingkat kenyamanan dalam menghadapi orang lain atau pada situasi tertentu. Pernahkah kamu membujuk temanmu, misalnya untuk jalan-jalan ke suatu tempat meskipun dia benar-benar tidak mau? Atau menghalangi pasanganmu yang sedang melakukan panggilan kerja? Jika demikian, kamu mungkin telah membuat mereka merasa tidak nyaman dan melewati batas, walaupun tidak bermaksud demikian.
Menurut American Psychological Association batasan adalah sesuatu yang ditetapkan orang untuk melindungi diri sendiri dalam suatu aktivitas, situasi, atau hubungan. Batasan ini bisa bersifat fisik, emosional, intelektual, spiritual, finansial, atau terkait dengan waktu, ruang, dan energi. D. Meghan Marcum PsyD, Kepala Psikolog di AMFM Healthcare dalam situs Verywellmind.com, membagikan beberapa strategi yang dapat membantumu mempelajari cara memahami dan menghormati batasan orang lain. Simak, deh!
Baca Juga: 5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiri
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Telah Menemukan Motivasi, Manfaatkan Pikiran!
1. Berkomunikasi dengan jelas
ilustrasi dua wanita sedang berbicara (istockphoto.com/Pornpimon Rodchua) Menetapkan batasan pada dasarnya adalah cara seseorang memberitahumu. Bagaimana mereka lebih suka berkomunikasi, ingin diperlakukan, ingin diajak bicara atau disentuh, bahkan memberitahumu tentang bagaimana ingin berinteraksi atau terlibat denganmu.
Namun ini tergantung pada jenis batasan yang mereka buat. Untuk mengetahuinya, komunikasi yang jelas dapat membantumu memahami apa yang membuat orang lain nyaman, dan tahu apa saja batasan mereka yang tidak boleh kamu langgar. Jadi, komunikasikan saja daripada kamu hanya menebak-nebak kenapa dan kenapa.
2. Perhatikan bahwa batasan kapan pun bisa berubah
ilustrasi wanita mengajukan pertanyaan diskusi (istockphoto.com/Lim Weixiang-Zeitgeist Photos) Penting untuk menghormati batasan orang lain supaya dapat menjaga hubungan tetap sehat dan terjalin dengan baik. Memang terlihat tidak mudah, karena dibutuhkan kedewasaan, integritas, dan rasa empati untuk menyadari bahwa kamu membuat seseorang tidak nyaman jika tidak menghormati batasan-batasan yang mereka terapkan.
Misalnya dalam ikatan hubungan baru, apakah itu hubungan persahabatan, romantis, rekan kerja, atau hubungan lainnya. Sering kali kamu mencoba untuk saling mengenal dan mempelajari batasan satu sama lain. Seiring perkembangan hubungan, batasan ini bisa menjadi lebih longgar atau bisa saja menjadi lebih ketat. Jadi, hormati dan maklumi saja jika sewaktu-waktu terjadi perubahan.
3. Usahakan jangan tersinggung
ilustrasi dua wanita tersinggung (istockphoto.com/Goldfaery) Mungkin kamu bisa saja mengalami emosi, mulai dari kemarahan, rasa sakit, tersinggung, atau kebingungan, akibat batasan yang mereka buat. Misalnya dari teman, pasangan, atau termasuk keluargamu sendiri. Cobalah jangan langsung berasumsi, bahwa batasan yang ditetapkan oleh mereka karena kamu telah melakukan kesalahan atau seseorang tidak menyukaimu.
Sebab batasan juga merupakan tentang perawatan diri, lho. Apa pun itu tujuannya, setiap orang memiliki hak untuk menetapkan batas mereka sendiri. Jika kamu mengabaikan suatu batasan, pada hakikatnya juga merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak seseorang. Jadi, lakukan yang terbaik untuk tidak tersinggung, dan tidak menyimpan emosi negatif lainnya karena dapat merusak hubunganmu.
4. Terima kata tidak sebagai jawaban
ilustrasi wanita mengingatkan hormati batasannya (istockphoto.com/nicoletaionescu) Ketika seseorang mengatakan tidak, berarti mereka telah menetapkan batasan yang jelas. Penting untuk menghormati ini, sama seperti kamu ingin orang lain menghormati batasanmu juga. Sebab dampak dari tidak menghargai batasan orang lain adalah kerusakan signifikan pada sebuah hubungan.
"Orang-orang menetapkan batasan untuk keselamatan mereka. Menghormati mereka membantu membangun kepercayaan dalam hubungan dan menunjukkan kepada orang lain bahwa kamu perduli dengan kesejahteraan emosional mereka," kata Meghan Marcum, PsyD, Kepala Psikolog di AMFM Healthcare.
