2. Burung gagak Bahasa Balinya kedis goak

Burung gagak. (unsplash.com/Kasturi Roy)

Burung gagak Bahasa Bali halusnya adalah kresnakaga atau gagak. Burung gagak sering dikaitkan dengan mitos yang kurang baik. Kehadiran burung gagak yang berwarna hitam ini sering disimbolkan sebagai tanda bahaya. Burung gagak dikenal sebagai burung yang lincah dan pemakan segalanya (omnivora).

3. Burung bangau Bahasa Balinya kedis cangak

Burung bangau sedang menangkap ikan. (Pixabay.com/wal_172619)

Bahasa Bali halusnya burung bangau adalah baka atau jangkung. Burung bangau memiliki ciri-ciri keher dan kaki yang panjang. Mereka juga memiliki paruh yang kuat dan runcing, berguna untuk menangkap maupun memakan mangsanya.

4. Burung walet Bahasa Balinya kedis sesapi

Burung walet. (unsplash.com/Nico Meier)

Burung walet Bahasa Bali halusnya adalah likalika. Burung ini dikenal dengan sarangnya yang bernilai eoknomi tinggi. Sarang burung walet bisa digunakan untuk bahan dalam industri kuliner.

5. Burung emprit Bahasa Balinya kedis perit

Ilustrasi burung emprit. (Pixabay.com/Veronika_Andrews)

Burung emprit Bahasa Bali halusnya adalah jumputan. Burung ini memiliki tubuh yang kecil dan sebagian berwarna hitam dengan perut putih. Burung ini hidup bebas dan tidak bisa dipelihara.

6. Burung kacer Bahasa Balinya kedis becica

Ilustrasi burung becica. (Pixabay.com/sarangib)

Kacer adalah burung yang memiliki suara merdu. Mereka gemar berkicau sehingga sering digunakan dalam peribahasa Bahasa Bali "buka kedis becica hujanan". Arti sebenarnya adalah seperti burung kacer kena hujan, sedangkan arti kiasannya adalah seseorang yang cerewet atau banyak omongannya.

7. Burung puter atau tekukur Bahasa Balinya kedis kuteh

Ilustrasi burung tekukur. (Pixabay.com/ignartonosbg)

Burung puter atau kedis kuteh ini memiliki mitos sebagai burung penolak bala atau hantu. Jika mereka bersuara pada tengah malam, banyak masyarakat percaya bahwa burung ini sedang melihat sosok gaib atau hantu. Walaupun bentuk burung puter ini biasa saja, namun memiliki suara yang indah.

8. Burung puyuh Bahasa Balinya kedis puuh

Telur burung puyuh. (Pixabay.com/anncapictures)

Burung puyuh termasuk jenis unggas yang tidak memiliki ekor. Mereka sering dijadikan peribahasa "kanti kedis puuhe meikuh", yang arti sebenarnya adalah sampai burung puyuh memiliki ekor. Sedangkan arti kiasannya adalah ungkapan untuk seseorang yang menunggu hal-hal tidak pasti. Burung puyuh juga dikenal memiliki telur yang bisa dikonsumsi.

Mengenal dan belajar Bahasa Bali tidaklah sulit. Kamu bisa belajar dari hal-hal mudah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, lestarikan Bahasa Bali agar jangan sampai punah!