5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiri

Bahkan dapat membahayakan hubunganmu, lho

Menurut Psikolog dari Inggris, Edward Bradford Titchener, "empati adalah kemampuan untuk mengenali dan berbagi emosi orang lain." Empati membutuhkan kemampuan untuk mengenali penderitaan orang lain, dan terbuka membagikan rasa emosinya, termasuk penderitaan yang menyakitkan sekalipun.

Namun terkadang empati sering dikacaukan dengan simpati, belas kasihan, dan kasih sayang yang sebenarnya hanyalah pengakuan atas kesusahan orang lain. Sah-sah saja jika kamu punya rasa empati terhadap orang lain, justru perlu diapresiasi. Akan tetapi, apa jadinya jika kamu punya rasa empati secara berlebihan? Yuk, kenali bahayanya, dilansir dari thoughtco.com dan britannica.com.

Baca Juga: 5 Pesan Buat Kamu yang Merasa Disakiti tapi Tak Bisa Melawan

Baca Juga: 6 Tips Menghadapi Orang yang Sibuk Urusin Hidup Orang Lain 

1. Dapat menguras isi dompet

5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiriilustrasi dompet (pixabay.com/stevepb)

Orang yang terlalu berempati selalu merasa bahwa mereka bertanggung jawab atas kesusahan orang lain, dan telah mengembangkan rasa bersalah berdasarkan empati. Alhasil, malah merugikan diri sendiri bahkan menguras isi dompetmu. Memang benar, memiliki rasa empati terhadap sesama itu penting, dan dapat memberikan makna khusus terhadap hidup kita sendiri.

Namun jika kamu berempati secara berlebihan, itu adalah salah. Selama bertahun-tahun, psikolog telah melaporkan kasus pasien yang terlalu berempati dapat membahayakan kesejahteraan diri mereka sendiri, dan keluarganya. Sebab, telah memberikan bantuan berupa tabungan pribadinya terhadap orang lain. Sangatlah dianjurkan untuk membantu sesama, namun jangan sampai menyusahkan dirimu sendiri dan keluarga.

2. Dapat menimbulkan kelelahan

5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiriilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain dapat menguras isi dompet, tentu saja dapat menguras tenagamu, baik itu secara fisik maupun emosional. Sebab secara garis besar penderitaan itu bisa menular, lho. Bukankah ketika sedang membantu orang yang sedang mengalami kesusahan, secara tidak langsung kita juga ikut merasakan hal yang sama?

Konselor Rehabilitasi dan Trauma, Mark Stebnicki, menciptakan istilah "kelelahan empati" untuk merujuk pada keadaan kelelahan fisik akibat keterlibatan pribadi yang berulang atau berkepanjangan dalam penyakit kronis, kecacatan, trauma, kesedihan, dan kehilangan orang lain.

Jika kita lihat menurut pendapat Psikolog Lynn O'Connor, orang yang secara teratur bertindak karena rasa bersalah berbasis empati, atau "altruisme patologis", cenderung mengalami depresi ringan di kemudian hari.

3. Bisa membahayakan hubungan

5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiriilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Psikolog memperingatkan, bahwa empati tidak boleh disamakan dengan cinta. Sementara cinta dapat membuat hubungan apa pun baik atau buruk, bisa menjadi lebih baik. Akan tetapi empati tidak dapat membuat hubungan menjadi lebih baik, bahkan dapat mempercepat hubungan menjadi berakhir, karena sering terjadinya selisih paham atau sering berdebat.

Intinya rasa cinta dapat menyembuhkan, namun empati tidak bisa menyembuhkan sebuah hubungan yang telah rusak. Jadi, pertimbangkan kembali dengan cerdas apa pun yang telah kamu lakukan. Memang, pada umumnya bersikap empati adalah berniat baik. Namun, kamu harus bisa membedakan antara rasa cinta dan rasa empati yang berlebihan.

4. Dapat menimbulkan kemarahan di tempat yang salah

5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiriilustrasi marah (pexels.com/Keira Burton)

Tanpa kamu sadari empati berlebihan bisa saja membuatmu marah yang tidak pada tempatnya, bahkan bisa menimbulkan bahaya pada dirimu sendiri. Ini terjadi jika kamu menganggap bahwa orang lain bisa mengancam orang yang kamu sayangi.

Misalnya, saat kamu sedang berada di tempat umum bersama pasangan. Lalu tiba-tiba kamu melihat ada seorang pria bertubuh kekar, sedang menatap ke arah pasanganmu. Rasa empatimu muncul seketika untuk melindunginya dari bahaya yang mungkin saja bisa terjadi.

Sontak kamu marah-marah pada pria tersebut, karena pikiranmu sudah dipenuhi dengan rasa empati yang salah. Alhasil, akibat kamu marah-marah sama pria kekar yang tidak mempunyai kesalahan hanya karena menatap pasanganmu, malah terjadi salah paham dan keributan sama kedua belah pihak, termasuk ribut dengan pasanganmu.

5. Sayangi dan cintailah dirimu sendiri

5 Bahaya Empati Berlebihan, Merugikan Diri Sendiriilustrasi motivasi mencintai diri sendiri ((istockphoto.com/ArtistGNDphotography)

Mungkin kamu pernah mendengar kata motivasi "sayangi dan cintailah dirimu sendiri dulu, maka kamu akan disayangi dan dicintai." Sebuah makna yang sangat dalam dan perlu kamu pahami. Tidak ada yang salah jika kita berempati terhadap siapa pun.

Namun, sudahkah kamu menyayangi dirimu sendiri, sebelum mengorbankan diri untuk orang lain? Sebab tanpa disadari seiring waktu, kamu telah melupakan dirimu sendiri, bahkan mengabaikannya. Jadi, berempatilah sewajarnya saja, jangan berlebihan. Hidupmu dan masa depanmu lebih penting dari apa pun!

Salma Wati Photo Community Writer Salma Wati

Let it flow in its own time

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya