TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Membuat Pupuk Organik dengan Teknik Tebe Komposter

Terima kasih Bali Rare Paduraksa yang mau berbagi pengalaman

Pembuatan pupuk organik dengan teknik tebe komposter (IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia membuat banyak orang memilih bercocok tanam, dan ini jadi mata pencaharian baru. Lalu bagaimana dengan orang yang modalnya terbatas dan tidak punya lahan tanah untuk bercocok tanam? Apalagi pupuk tanaman juga mahal.

Tenang. Kamu cukup bermodalkan ember yang dimodifikasi, sudah bisa membuat pupuk organik cair maupun padat. Bahan-bahannya juga dari sampah rumah tangga. IDN Times telah mewawancarai I Putu Sukantya dari bidang organik di Bali Rare Paduraksa (BRP), yang berhasil membuat pupuk bermodalkan ember yang tekniknya disebut sebagai tebe komposter.

Baca Juga: Lagi Viral, Ini Cara Budidaya Lele dan Kangkung dalam Ember

Baca Juga: Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik Modal

1. Teba komposter lahir dari konsep budaya "tebe ke paon, paon ke tebe"

Ember modifikasi untuk teknik tebe komposter (IDN Times/Istimewa)

Sebelum mengulas tata cara membuatnya, bahas sejarah lahirnya teknik tebe komposter ya. Menurut Sukantya, leluhur masyarakat di Bali sangat kaya memiliki budaya dalam mengolah sampah di pekarangan. Budaya ini disebut "tebe ke paon, paon ke tebe (Pekarangan ke dapur, dapur ke pekarangan)".

Konsep ini maksudnya adalah dahulu masyarakat Bali memiliki pekarangan yang biasanya dipakai untuk membuang sisa-sisa sampah dapur dan pekarangan. Tebe berfungsi sebagai wadah untuk mengurai sampah organik dari dapur dan pekarangan menjadi kompos.

Selain itu, tebe juga biasanya digunakan untuk menanam sayuran dan memelihara hewan ternak seperti babi. Sisa-sisa makanan biasanya akan dibawa ke tebe sebagai pakan ternak. Sehingga tidak ada sampah yang dibuang keluar dari pekarangan rumah.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan penduduk, membuat keberadaan tebe mulai hilang di rumah masyarakat. Sampai akhirnya konsep "tebe ke paon, paon ke tebe" mulai ditinggalkan.

"Maka itu untuk mengembalikan konsep ini, kami hadirkan teknik tebe komposter," ujar Sukantya, Rabu (21/10/2020).

2. Bahan yang akan dijadikan sebagai pupuk menggunakan sampah rumah tangga 60 persen, yang terdiri dari organik

Sampah organik rumah tangga yang bisa dijadikan pupuk (Dok.IDN Times/istimewa)

Sampah rumah tangga hampir 60 persennya adalah organik. Jika ini diolah, maka volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi jauh berkurang. Sampah organik jika tidak diolah secara benar, akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

"Sampah organik menghasilkan gas metana yang bisa merusak lapisan ozon sama seperti efek rumah kaca. Jika gas metana terkumpul di alam bebas dan terkena panas, maka bisa menimbulkan kebakaran," jelas Sukantya.

3. Peminat teknik tebe komposter di Desa Bengkel semakin banyak

Pemilahan sampah organik rumah tangga (Dok.IDN Timew/Istimewa)

Sukantra melanjutkan, peminat pembuatan pupuk organik yang menggunakan teknik tebe komposter ini semakin banyak.

"Contohnya di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri. Awalnya kami melatih 10 komposter dan  sekarang warmasyarakat ga di sana sudah membuat komposter sendiri. Kurang lebih di desa tersebut ada 75 komposter saat ini," ungkapnya.

BPR menerapkan tarif untuk pelatihan tebe komposter ini. Yaitu dikenakan biaya Rp3 juta, sudah mendapatkan 10 komposter dan bio activator.

"Pelatihan ini bisa banyak orang. Biasanya memakai dana CRS, tetapi ada yang juga swadaya," ujarnya.

4. Berikut ini tahap-tahap teknik tebe komposter:

Pembuatan pupuk organik dengan teknik tebe komposter (IDN Times/Istimewa)

Bagi yang ingin mencoba menggunakan teknik ini, Sukantya membagikan tahap-tahapnya. Yaitu:

  • Pisahkan sampah rumah tangga antara organik dan non organik
  • Cacah sampah organik menjadi lebih kecil agar lebih mudah terurai
  • Siapkan ember recycle ukuran 20 liter yang sudah dimodifikasi atau dipasang kran dan pembatas, serta saringan dalam ember untuk memisahkan pupuk organik padat (POP) dan pupuk organik cair (POC)
  • Tuangkan 20 ml bio activator ke dalam satu liter air, ditambah satu sendok makan gula pasir
  • Masukkan sampah organik yang sudah dicacah ke dalam ember yang sudah dimodifikasi
  • Semprotkan bio actovator secara bertahap. Jangan lupa untuk menutup kembali komposter setiap kali selesai menyemprotkan bio tersebut
  • Nantinya, tebe komposter akan menghasilkan POC, POP dan maggot.
Berita Terkini Lainnya