TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kisah Tentang Guru di Indonesia, Inspiratif

Semangat untuk guru, di mana pun berada 

Ilustrasi guru dan murid di sekolah. (YouTube.com/Gek Angel Official)

Oemar Bakri Oemar Bakri,
Banyak ciptakan menteri,
Oemar Bakri,
Profesor dokter insinyur pun jadi,
tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri,
Seperti dikebiri.

Cuplikan lirik lagu Oemar Bakri ciptaan Iwan Fals di atas cukup mewakili keadaan sebagian guru saat ini. Ya, kalau berbicara tentang guru, penghasilan yang didapat tidak sesuai dengan beban dan tanggung jawab untuk memajukan negeri.

Hal ini dialami oleh sebagian guru non-ASN Aparatur Sipil Negara (ASN) terutama untuk guru honorer. Walaupun begitu, masih banyak guru yang dengan tulus berbagi ilmu dengan murdinya. Berikut kisah-kisah inspiratif sosok guru sebagai teman bacaan di Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2022.

Baca Juga: 7 Puisi Bahasa Bali Tema Guru dan Terjemahannya

Baca Juga: 10 Lagu Tema Guru, Menyentuh Hati

1. Basyir, mengajar anak berkebutuhan khusus

Basyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (Dok. IDN Times)

Basyir SPd adalah sosok guru inspiratif dari Kota Jambi. Ia adalah seorang kepala sekolah di SDN 131/IV Jambi. Sekolah yang ia pimpin merupakan sekolah inklusi. Sekolah ini menerima murid berkebutuhan khusus dan belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya.

Ia dikenal memiliki prinsip bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan seutuhnya. Selain itu, ia juga terbuka dan memberikan kebebasan kepada setiap guru untuk mengemukakan pendapat. Bahkan ia juga sering berdiskusi untuk meminta pendapat kepada guru-guru di sekolah tersebut mengenai kinerja dirinya selama memimpin sekolah.

2. Untung, sosok guru tanpa lengan berhati mulia

Untung peraih penghargaan Madrasah Award 2021. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Walaupun memiliki keterbatasan tidak memiliki kedua lengan layaknya manusia normal lainnya. Walaupun begitu, ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan, khususnya sebagai guru madrasah.

Untung telah mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar sejak 1993 silam, kurang lebih 29 tahun. Saat itu ia ditawari mengajar Bahasa Arab di MI Miftahul Ulum, karena latar belakangnya pendidikannya di pesantren. Ia saat itu hanya digaji Rp5 ribu.

Untuk melanjutkan pendidikannya, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (UT), dimana ia mendapatkan beasiswa pendidikan di tempat tersebut. Pada 2021 Untung lulus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Untung yang sempat tidak direstui untuk mengenyam pendidikan ini mendapatkan gaji Rp600 ribu yang ia dapatkan dari mengajar di MI dan MTs. Salah satu hal unik dari Untung, ia kerap dimintai bantuan untuk menulis ijazah meski ia menulis dengan kaki. Semangat Pak Untung!

3. Vita, guru SD di Jombang dengan gaji Rp250 ribu

Guru SD di Jombang Vita Kusumaningrum. (Dok pribadi for IDN Times)

Vita, sosok guru honorer yang mengajar di SDN Sumberagung 2, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Ia mulai mengajar di sekolah ini sejak tahun 2019. Gaji atau honor yang didapat pun membuat hati miris, karena ia hanya mendapatkan upah Rp250 ribu saat mulai mengajar di tempat tersebut.

Ia menjadi guru karena dorongan keluarganya yang memiliki latar belakang pendidik. Niatnya adalah menekuni bisnis. Namun begitu, Ia akhirnya menikmat profesi mulia ini. Baginya, bertemu dengan anak didik itu dapat menjadi obat saat dirinya memiliki beban individu.

4. Kisah Andik Santoso, menerobos jalan berlumpur agar bisa mengajar

Guru honorer Andik Santoso berjalan di atas lumpur menuju SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang. (Dok Andik Santoso)

Mungkin kalau kamu yang hidup di kota besar tidak akan pernah merasakan seperti apa yang dilakukan Andik Santoso. Ia adalah seorang guru honorer yang mengajar di SDN Jipurah 2, Kabupaten Jombang.

Untuk mencapai tempatnya mengajar tidaklah mudah. Ia harus menerobos jalan setapak di tengah rimbunnya hutan dengan sepeda motor yang ia modifikasi seperti motor trail. Medan ini bertambah berat di kala musim hujun hingga ia pernah meninggalkan motornya di hutan dan sudah mengganti motor sebanyak 10 kali.

Andik yang telah mengajar sejak 2006 silam di sekolah tersebut, tentunya memiliki banyak pengalaman menarik, melihat kondisi tempatnya mengajar yang berada di tempat terpecil. Satu di antaranya ia hampir hanyut karena sungai meluap dan arusnya sangat deras. Untungnya ia bisa selamat setelah meraih sebatang kayu.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya