TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Kakek Asal Bali Kejar Gelar S1 di Usia 80 Tahun

Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja nih

Made Tawa berfoto bersama dosen penguji dan dosen pembimbing setelah ujian proposal. (TikTok.com/inyomanbudaasmaraputra)

Pendidikan tidak memandang usia. Kalimat ini tepat disematkan untuk I Made Tawa. Ia tengah menempuh pendidikannya di usia 80 Tahun. Videonya yang sedang ujian proposal viral di media sosial (medsos). Ia terlihat dituntun oleh dua orang ketika memasuki ruang ujian.

Usut punya usut, Tawa merupakan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Ia sedang ujian proposal untuk skripsinya yang berjudul "Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari Terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuaasaan Pelanggan di PT Telkom".

Nah, kamu penasaran gak gimana sosoknya? Berikut ini profil kakek asal Bali yang ujian proposalnya viral di medsos.

Baca Juga: Harumkan STAHN Mpu Kuturan, Kalih Unjuk Gigi di Pageant

1. Lahir dari keluarga sederhana

I Made Tawa, kakek di Bali yang ujian proposalnya viral di media sosial (medsos). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tawa, sapaan akrabnya, lahir di Singaraja, Kabupaten Buleleng, pada tahun 1944. Ia tumbuh dari keluarga yang sedeharna. Selayaknya keluarga di zaman dulu yang mayoritas dari kalangan petani, begitu pula dengan keluarganya.

Tawa kecil hidup dengan penuh kesederhanaan. Dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Singaraja, yang saat itu masih bernama nama SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas).

2. Ada niat berkuliah saat memiliki keluarga. Namun ia harus membiayai 10 anaknya agar menuntaskan pendidikan

Made Tawa pada saat ujian proposal. (Dok.IDN Times/Istimewa))

Keterbatasan ekonomi di masa lalu membuat Tawa mengubur mimpinya untuk melanjutkan pendidikan. Ia menuturkan, dulu ketika masih muda pernah terbang dari Bali ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sesampai di bandara, ia dijemput oleh rekan-rekannya, yang kala itu rata-rata sudah bergelar sarjana.

"Jadi saya termotivasi supaya sama dengan mereka itu, bagaimana agar saya bisa menjadi seperti mereka," cerita Made Tawa dalam sebuah podcast.

Sempat ada rencana untuk kuliah saat sudah berkeluarga, namun ia mengurungkan lagi niatnya. Karena kala itu prioritasnya adalah pendidikan untuk kesepuluh anaknya. Setelah berhasil mengantarkan seluruh anaknya menuntaskan pendidikan tinggi, mimpi yang dia kubur dulu, hidup lagi.

Meskipun kini di usia senja, Made Tawa semangat mengikuti perkuliahan, agar bisa membayar semua mimpinya di masa lalu.

3. Faktor kesehatan menjadi kendalanya selama perkuliahan

Made Tawa dituntun dua orang untuk mengikuti ujian proposal. (TikTok.com/inyomanbudaasmaraputra)

Usia yang terbilang tak lagi muda, memengaruhi kondisi kesehatannya. Berdasarkan informasi dari keponakan Made Tawa, Ni Ketut Narmini, dia sempat mengalami gejala stroke ringan. Namun kini kondisinya sudah membaik, dan kembali bersemangat untuk pendidikannya.

Writer

Anik Mahaswari

Free Writer, Free Soul

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya