5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke Anak

Tidak semuanya harus dikekang lho

Belakangan ini istilah book shaming menjadi populer di tengah usaha masyarakat dalam meningkatkan minat baca dan melek literasi. Istilah tersebut mengacu pada tindakan seseorang yang merendahkan selera baca orang lain, menganggap genre buku atau penulis tertentu lebih baik, atau melabeli orang lain hanya dari buku yang dibaca. 

Pelaku book shaming bisa siapa saja, tak terkecuali para orangtua terhadap anaknya. Banyak sekali orangtua yang menghakimi bahkan melarang keras anak membaca buku favoritnya. Orangtua memaksanya agar membaca buku tertentu dengan dalih mendidik anak agar menjadi pintar dan berwawasan luas.

Tak jarang kalimat seperti, "Aduh nak, kamu tuh jangan keseringan baca komik nanti otakmu tumpul, lho!"  atau "Kalau kamu bacaannya masih kayak gini, kamu bukan anak papa dan mama!"  yang sering terlontar dari mulut orangtua sendiri itu sudah tergolong book shaming, lho!

Padahal, tindakan seperti itu jelas akan berakibat buruk bagi anak ke depannya. Berikut ini alasan mengapa orangtua harus berhenti melakukan book shaming terhadap anak.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Reading Slump, Ayo Rajin Baca Lagi!

1. Sama saja dengan mengekang kebebasan anak 

5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke AnakIlustrasi orangtua dan anak membaca (Pexels/Andrea Piacquadio)

Tahukah kamu bahwa orangtua yang melakukan book shaming terhadap anaknya bisa dikatakan sebagai ciri otoriter, lho. Sebab orangtua mengontrol penuh semua aspek yang berkaitan dengan hidup anak, termasuk buku bacaannya.

Melakukan book shaming seperti menjelek-jelekkan dan melarang anak membaca buku favoritnya karena alasan tidak sesuai dengan standar buku bacaan yang 'baik dan bermutu' versi mereka, kamu sebagai orangtua sudah mengekang hingga merampas kebebasan anak dalam menentukan buku yang ia baca.

Baca Juga: 5 Trik Lolos Beasiswa Meski Tak Punya Prestasi Akademik

2. Anak akan merasa minder dan takut untuk membaca buku kesukaannya

5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke Anakilustrasi anak menangis (Pexels/Pixabay)

Ternyata tidak hanya body shaming dan membanding-bandingkan anak dengan anak lain yang menyebabkan dia menjadi minder. Book shaming juga demikian. Anak menyukai satu genre atau jenis buku bacaan pasti ada alasannya. Namun ketika orangtua merendahkan selera anak dengan mengatakan bacaannya itu 'tidak bermutu', 'tidak ada gunanya', 'bikin bodoh', dan kata-kata merendahkan lainnya, maka anak merasa minder. Ia juga takut membaca buku kesukaannya di depan umum karena memorinya menyimpan omongan negatif dari orangtua.

3. Anak akan terbiasa berbohong perihal buku bacaannya

5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke AnakIlustrasi anak membaca (Pexels/Marta Wave)

Pernahkah kamu sebagai orangtua mendengar dan mengetahui anak berbohong ketika ditanya buku kesukaannya. Misalnya, anak yang beranjak remaja mengaku suka membaca buku filsafat padahal dia suka membaca novel ber-genre teenlit? Jika sebagai orangtua kamu pernah mendengarnya, jangan langsung menuduh atau menghakiminya.

Cobalah untuk introspeksi. Sebagai orangtua, kamu terlalu mematok standar yang terlalu tinggi soal bacaannya. Itu sudah termasuk book shaming yang menyebabkan anak berbohong soal buku bacaannya.

4. Anak gampang stres hingga depresi karena dipaksa membaca buku 'berat'

5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke Anakilustrasi anak stres (Unsplash/Lucas Metz)

Satu bentuk lain perilaku book shaming adalah memaksakan anak agar membaca buku yang dianggapnya lebih bermutu dan berbobot padahal dia tidak menyukai itu. Mungkin orangtua bermaksud baik agar anaknya menjadi lebih pintar dan berwawasan luas. Tapi dampaknya parah, lho.

Saat orangtua membatasi atau menutup akses bacaannya, anak akan merasa sangat lelah lantaran melakukan aktivitas membaca karena paksaan. Kalau itu diteruskan, anak berisiko mudah stres yang berujung pada depresi sejak dini.

5. Menurunkan bahkan menghancurkan minat baca anak

5 Alasan Orangtua Harus Stop Melakukan Book Shaming ke AnakIlustrasi anak dan orangtua membaca (Unsplash/Adam Winger)

Terakhir, orangtua yang sering melakukan book shaming secara tidak sadar telah menurunkan bahkan menghancurkan minat anak untuk membaca. Bagaimana tidak, mau membaca buku kesukaannya seperti komik, buku cerita bergambar, atau apa pun itu tidak boleh. Semua buku favoritnya dianggap tidak bermutu dan jelek di mata orangtua.

Bahkan anak sendiri dipaksa membaca buku yang sama sekali bukan kesukaannya sampai membuat dia burnout dan stres di usia dini. Hal itu justru akan membuatnya tidak mau lagi membaca karena semua aturan dan kekangan yang ditetapkan oleh orangtua.

Itulah alasan mengapa orangtua harus menghentikan book shaming kepada anak. Biarkan anak membaca sesuai keinginannya. Orangtua harus mengenalkan semua genre secara perlahan dan bertahap.

Wimantyo Resi H. Photo Community Writer Wimantyo Resi H.

Hanya orang biasa yang ingin melihat dunia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya