Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Di era sekarang, aktivitas berbelanja secara online mungkin sudah bukan jadi hal yang baru. Kebanyakan pengguna ponsel berusia dewasa, bisa dipastikan sudah pernah memakai metode ini untuk memperoleh barang yang diinginkannya.
Tapi, meski fitur belanja online menawarkan banyak kemudahan untuk pelanggan, rupannya cara berbelanja seperti ini masih memiliki beberapa kekurangan. Sisi minus inilah yang kerap kali bikin sebagian orang jadi trauma atau enggan untuk berbelanja online lagi.
Simak lima masalah yang kerap dikeluhkan orang saat belanja online, mana yang pernah kamu alami?
Baca Juga: Dua Putra Bali di Jupiter Aerobatic Team BIAS 2024
1. Barang yang diterima tidak sesuai ekspektasi
Foto-foto produk yang ditampilkan oleh penjual di aplikasi belanja online biasanya begitu menarik dan bikin kamu tergugah untuk membelinya. Tapi, ekspektasikonsumen seringkali dipatahkan begitu saja, saat mengetahui bahwa barang yang didapatkan tidak sesuai perkiraan di awal.
Tadinya ingin baju berwarna biru tua, tapi saat paket sudah tiba di rumah, justru warna atau ukurannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ingin beli buku preloved agar harganya lebih murah, malah berakhir mendapat buku bajakan.
Beberapa permasalahan inilah yang bikin sebagian orang jadi menolak untuk berbelanja online lagi di kemudian hari.
2. List nama barang yang dibeli tidak dapat ditutupi
Beberapa orang merasa malu untuk membeli barang-barang pribadi, macam celana dalam atau produk khusus lainnya. Padahal, bila sedang berbelanja online, daftar nama produk yang dibeli, pasti bakal tertulis dengan jelas di kardus luar barangnya.
Tidak hanya kurir pengantar barang saja yang bakal mengetahui apa yang kamu beli. Bila kebetulan kamu sedang tidak ada di rumah dan paketnya tiba. Maka, orang yang mewakilkan kamu untuk menerima barang, entah pihak keluarga atau tetangga, sudah tentu bakal mengetahuinya juga.
Juga, terkadang beberapa orang merasa khawatir kala membeli barang-barang yang berkaitan dengan hobi, macam aksesori motor, perlengkapan upgrade komputer, buku bacaan, atau album fisik dari idola kesayangan. Ada sebagian orangtua yang melarang anak-anaknya membeli pernak-pernik seperti ini, meski dengan uang pribadi. Makanya, sebagian orang masih cemas dengan permasalahan di poin kedua ini.
3. Ongkos kirim yang terlalu membebani
Banyak pembeli, terutama yang berasal dari luar pulau Jawa, mengeluhkan tarif ongkir yang mahal saat tengah berbelanja online. Biarpun permasalahan ini bisa diatasi dengan memakai voucher potongan ongkir atau membeli barang yang dekat dari domisili asal.
Sayangnya, kebanyakan toko official yang ada di aplikasi e-commerce, seringnya masih berpusat dan hanya melakukan pengiriman barang dari pulau Jawa. Bahkan, meski menggunakan voucher ongkir sekalipun, biaya pengirimannya masih terasa mahal. Inilah yang kerap kali membuat sebagian pengguna jadi kurang berminat untuk berbelanja online.
Baca Juga: Perbedaan Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Beserta Maknanya
4. Proses pengiriman barang terlalu lama atau berisiko
Proses pengiriman barang menuju rumah, memang tidak selalu bisa diprediksi kecepatannya. Adakalanya barang bisa tiba dengan cepat, namun di lain waktu, boleh jadi justru membutuhkan waktu pengantaran yang lebih lama.
Selain durasi pengiriman, hal lain yang kerap dikhawatirkan pembeli ialah terkait dengan keadaan barang saat di jalan. Karena proses pengantaran barang ke rumah perlu melalui banyak proses pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Terdapat risiko, seperti barang jadi pecah, meleleh, atau hilang apabila barangnya tergolong berharga, seperti perhiasan dan smartphone.