2. List nama barang yang dibeli tidak dapat ditutupi

ilustrasi paket dari kurir (pexels.com/Liza Summer)

Beberapa orang merasa malu untuk membeli barang-barang pribadi, macam celana dalam atau produk khusus lainnya. Padahal, bila sedang berbelanja online, daftar nama produk yang dibeli, pasti bakal tertulis dengan jelas di kardus luar barangnya. 

Tidak hanya kurir pengantar barang saja yang bakal mengetahui apa yang kamu beli. Bila kebetulan kamu sedang tidak ada di rumah dan paketnya tiba. Maka, orang yang mewakilkan kamu untuk menerima barang, entah pihak keluarga atau tetangga, sudah tentu bakal mengetahuinya juga.

Juga, terkadang beberapa orang merasa khawatir kala membeli barang-barang yang berkaitan dengan hobi, macam aksesori motor, perlengkapan upgrade komputer, buku bacaan, atau album fisik dari idola kesayangan. Ada sebagian orangtua yang melarang anak-anaknya membeli pernak-pernik seperti ini, meski dengan uang pribadi. Makanya, sebagian orang masih cemas dengan permasalahan di poin kedua ini.

3. Ongkos kirim yang terlalu membebani

ilustrasi terbebani ongkir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak pembeli, terutama yang berasal dari luar pulau Jawa, mengeluhkan tarif ongkir yang mahal saat tengah berbelanja online. Biarpun permasalahan ini bisa diatasi dengan memakai voucher potongan ongkir atau membeli barang yang dekat dari domisili asal.

Sayangnya, kebanyakan toko official yang ada di aplikasi e-commerce, seringnya masih berpusat dan hanya melakukan pengiriman barang dari pulau Jawa. Bahkan, meski menggunakan voucher ongkir sekalipun, biaya pengirimannya masih terasa mahal. Inilah yang kerap kali membuat sebagian pengguna jadi kurang berminat untuk berbelanja online.

Baca Juga: Perbedaan Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Beserta Maknanya

4. Proses pengiriman barang terlalu lama atau berisiko

ilustrasi proses pengiriman barang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Proses pengiriman barang menuju rumah, memang tidak selalu bisa diprediksi kecepatannya. Adakalanya barang bisa tiba dengan cepat, namun di lain waktu, boleh jadi justru membutuhkan waktu pengantaran yang lebih lama.

Selain durasi pengiriman, hal lain yang kerap dikhawatirkan pembeli ialah terkait dengan keadaan barang saat di jalan. Karena proses pengantaran barang ke rumah perlu melalui banyak proses pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Terdapat risiko, seperti barang jadi pecah, meleleh, atau hilang apabila barangnya tergolong berharga, seperti perhiasan dan smartphone.

5. Kurir yang tidak bertanggung jawab

ilustrasi kurir pengantar barang (pexels.com/Khwanchai Phanthong)

Meskipun di media sosial, kamu lebih sering melihat kasus di mana kurir harus menghadapi orang-orang yang bermasalah dalam belanja online. Dalam beberapa situasi, masih ada kejadian di mana pihak kurirlah yang justru tidak bertanggung jawab terhadap barang kiriman yang dipegangnya. 

Problem-nya bisa bermacam-macam. Ada kurir yang tidak mau mengantarkan barang ke rumah dan malah menyuruh pemesan untuk mengambilnya sendiri. Di kasus lain, ada pula kurir yang suka mengulur-ngulur waktu pengantaran, meski status paketnya sudah sampai di domisili pembeli.

Nah, itulah 5 masalah yang kerap dihadapi orang yang berbelanja online. Sebelum kamu berbelanja secara online, sebaiknya kamu mencegah masalah-masalah di atas terjadi ya.