Belakangan ini istilah book shaming menjadi populer di tengah usaha masyarakat dalam meningkatkan minat baca dan melek literasi. Istilah tersebut mengacu pada tindakan seseorang yang merendahkan selera baca orang lain, menganggap genre buku atau penulis tertentu lebih baik, atau melabeli orang lain hanya dari buku yang dibaca.
Pelaku book shaming bisa siapa saja, tak terkecuali para orangtua terhadap anaknya. Banyak sekali orangtua yang menghakimi bahkan melarang keras anak membaca buku favoritnya. Orangtua memaksanya agar membaca buku tertentu dengan dalih mendidik anak agar menjadi pintar dan berwawasan luas.
Tak jarang kalimat seperti, "Aduh nak, kamu tuh jangan keseringan baca komik nanti otakmu tumpul, lho!" atau "Kalau kamu bacaannya masih kayak gini, kamu bukan anak papa dan mama!" yang sering terlontar dari mulut orangtua sendiri itu sudah tergolong book shaming, lho!
Padahal, tindakan seperti itu jelas akan berakibat buruk bagi anak ke depannya. Berikut ini alasan mengapa orangtua harus berhenti melakukan book shaming terhadap anak.