upacara untuk kendaraan bermotor di Bali (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Namun Hari Raya Tumpek Landep menjadi fenomena di Bali. Sebab hampir seluruh umat Hindu di Bali membuatkan upacara untuk kendaraan bermotor. Kadek Satria menyatakan hal tersebut kurang tepat.
Sebab menurutnya, kendaraan bermotor dapat diartikan sebagai simbol kemakmuran. Sehingga sebaiknya dibuatkan upacara pada saat Tumpek Kuningan atau Hari Raya Kuningan.
“Pemujaan kepada Dewa Mahadewa sebagai simbol dan manifestasi kemakmuran dilakukan di Tumpek Kuningan, yang sering disimbolkan dengan warna kuning dan melambangkan kesejahteraan. Sedangkan Tumpek Landep adalah pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati yang identik dengan warna merah, ketajaman, kecerdasan. Makanya disebut dengan landeping idep,” ungkap Kadek Satria ketika dihubungi via telepon, Rabu (6/4/2022) lalu.
Menguatkan pemujaan di Hari Raya Tumpek Landep sangat diperlukan, sehingga ketajaman sekala dan niskala bisa diperoleh oleh umat Hindu. Beberapa pura melakukan upacara piodalan selama Tumpek Landep seperti Pura Ida Ratu Pande di kawasan Pura Besakih, Pura Cedok Waru Kuta, Pura Karang Boma Nusa Dua, Pura Muthering Jagat Dhalem Sidakarya, dan beberapa Pura Penataran Pande.