Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Nglisah, Tradisi Membersihkan Keris Ki Baru Gajah

Prosesi Nglisah di Puri Kediri. (YouTube.com/Puri Kediri)

Umat Hindu di Bali akan merayakan Hari Tumpek Landep pada Sabtu, Saniscara Kliwon, Wuku Landep, yang jatuh tanggal 5 November 2022. Perayaan ini berlangsung 210 hari sekali, dan sering dikaitkan sebagai hari suci untuk membersihkan keris atau senjata pusaka.

Selama perayaan ini, Puri Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan juga menjalankan Tradisi Nglisah untuk membersihkan benda pusaka bernama Keris Ki Baru Gajah. Berikut ini 5 fakta Tradisi Nglisah dari Puri Kediri Tabanan.

1. Tradisi Nglisah berkaitan dengan keberadaan Keris Ki Baru Gajah

Keris Ki Baru Gajah saat prosesi Tradisi Ngerebeg. (YouTube.com/Puri Kediri)

Seperti diketahu, Keris Ki Baru Gajah adalah benda pusaka yang ada di Puri Kediri. Keris ini pemberian dari Dang Hyang Dwijendra kepada bendesa (kepala desa) Desa Beraban pada saat mengunjungi Pura Luhur Pakendungan di Desa Berabadan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Keris ini kemudian distanakan (ditempatkan) di Puri Kediri. Sesuai dengan bhisama (pesan) Dang Hyang Dwijendra, keris ini harus diupacarai dan dirawat setiap Hari Kuningan dan Tumpek Landep. Kisah keris Ki Baru Gajah dan Tradisi Ngerebeg bisa dibaca di artikel berjudul Sejarah Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah di Kediri Bali.

2. Tradisi Nglisah untuk membersihkan Keris Ki Baru Gajah

Prosesi Nglisah di Puri Kediri. (YouTube.com/Puri Kediri)

Warga dan keluarga Puri Kediri melaksanakan Tradisi Nglisah atau Ngisah setiap Hari Tumpek Landep. Hari Tumpek Landep adalah upacara sembahyang khusus untuk senjata maupun benda pusaka. Makanya Tumpek Landep juga sering disebut sebagai hari untuk membersihkan senjata atau keris.

Tradisi Nglisah dilaksanakan di lingkungan Puri Kediri. Prosesinya dipimpin oleh penglingsir Puri Kediri.

3. Penglingsir harus mengetuk pintu gedong sebanyak tiga kali, sebelum mengeluarkan Keris Ki Baru Gajah dan keris pendampingnya

Gedong penyimpanan keris Ki Baru Gajah. (YouTube.com/Puri Kediri)

Dikutip dari Jurnal Kajian Bali tahun 2020 berjudul "Mitos Keris Ki Baru Gajah: Sumber Tekstual Tradisi Pembersihan Keris di Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali" yang ditulis oleh Anak Agung Ayu Meitridwiastiti, I Gusti Bagus Agung Kusuma Atmaja, dan Ni Putu Desy Damayanthi dari ITB STIKOM Bali, sebelum melaksanakan proses Nglisah harus diawali dulu dengan menghaturkan banten ayaban (sarana upacara) oleh Jro Mangku di Merajan Agung (tempat persembahyangan) Puri Kediri.

Penglingsir lalu mengetuk pintu gedong sebanyak tiga kali dan membukanya. Gedong tersebut adalah tempat penyimpanan Keris Ki Baru Gajah. Keris pendamping (pengabih) bersama Keris Ki Baru Gajah kemudian diambil dan ditaruh di Manjang Siluang (bangunan suci atau pelinggih yang ada di Merajan Agung Puri Kediri).

4. Prosesi Nglisah

Prosesi Nglisah di Puri Kediri. (YouTube.com/Puri Kediri)

Setelah keris pendamping dan Keris Ki Baru Gajah diletakkan di Manjang Siluang, barulah proses Nglisah dilaksanakan oleh penglingsir Puri Kediri. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan keris-keris tersebut memakai bungkak nyuh gading (air kelapa berwarna kuning). Keris dibersihkan menggunakan kapas, dan air bekasnya ditampung di dalam kendi. Air ini disebut dengan nama lisah.

Langkah selanjutnya adalah membersihkan keris menggunakan jeruk nipis. Jeruk nipis tersebut dibelah dua, lalu digunakan untuk menggosok permukaan keris. Jeruk nipis tersebut kemudian dimasukkan ke air lisah sebelumnya.

Selanjutnya mengoleskan minyak dari kelapa gading ke permukaan keris menggunakan kapas. Minyak ini kemudian dicampurkan juga ke dalam air lisah.

Keris pendamping dan Keris Ki Baru Gajah kembali diletakkan di Manjang Siluang. Setelah prosesi Nglisah selesai, barulah dilanjutkan dengan upacara Hari Tumpek Landep.

5. Air lisah diyakini bermanfaat secara spiritual bagi warganya

Air lisah yang digunakan saat membersihkan keris pusaka. (YouTube.com/Puri Kediri)

Air lisah (air bekas pembersihan keris) tersebut diyakini memiliki beragam manfaat bagi warga. Biasanya air lisah dipercikkan ke sawah maupun kebun milik warga agar terhindar dari hama dan memberikan hasil yang baik.

Selain itu, air lisah juga dipercaya untuk menetralisir kekuatan-kekuatan negatif menjadi energi positif yang memberikan perlindungan dan keselamatan bagi warga Kediri.

Kalau penasaran Tradisi Nglisah, kamu bisa datang langsung ke Puri Kediri untuk melihatnya secara langsung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us