Ilustrasi siswa belajar (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Hal serupa dialami oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 1 Dawan Kelod, Nyoman Hartawan. Selama daring ia menemukan kendala, bahwa tidak semua orangtua siswa memiliki kemampuan untuk mendampingi anaknya belajar. Seringkali orangtua tidak ada waktu sama sekali untuk mendampingi anaknya belajar.
Di satu sisi, para guru juga kesulitan memandu siswa belajar secara daring. Apalagi tidak semua siswa mendapatkan jaringan internet yang bagus.
"Seringkali kami menerima keluhan jika siswa tidak punya kuota, itu tidak kami pungkiri. Apalagi kami mengajar di desa yang keadaan ekonomi masyarakatnya belum merata," jelasnya.
Pihaknya pun memilih untuk tidak ketat dalam menerapkan pembelajaran daring.
Kami berikan tugas, lalu ada kebijaksanaan. Bisa dikirim jika telah ada kuota. Karena kami menyadari tidak semua orangtua itu mampu secara ekonomi menganggu anaknya kuota."
Meskipun demikian, ia berharap sekolah tatap muka segera dilaksanakan. Sehingga proses belajar mengajar bisa kembali normal seperti sebelumnya.