TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selalu Waspada! Ini 5 Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual

Jangan takut untuk melapor ya

ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Kasus kekerasan seksual masih saja terjadi di Indonesia. Pelakunya bahkan adalah orang-orang yang punya kuasa dan jabatan tinggi, sosok yang seharusnya dihormati, dipercaya, dan menjadi panutan publik. Namun justru merekalah yang menjadi pelaku kekerasan seksual. Korbannya bahkan ada yang masih di bawah umur. 

Publik kemudian yang mempertanyakan, mengapa kasus-kasus seperti ini bisa terjadi dan dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi panutan? Siapa saja bisa menjadi pelaku kekerasan seksual, tak terkecuali orang-orang terdekat, mulai dari teman, saudara, orangtua, pejabat, pengusaha, hingga pemuka agama. Karenanya sangat penting untuk selalu waspada. 

Nah, agar tidak terjebak dalam jeratan pelaku, berikut beberapa penyebab terjadinya kekerasan seksual:

Baca Juga: Ada Dugaan Pencabulan, Anak Korban Aniaya Dipulangkan dari Rumah Sakit

1. Minimnya pendidikan seks di Indonesia

Ilustrasi anak sedang belajar (pixabay.com/NWimagesbySabrinaEickhoff)

Penyebab utama seseorang bisa melakukan pencabulan adalah kurangnya edukasi tentang seks. Bukan cuma pelaku, namun juga korban. Hal tersebut dapat disebabkan karena masyarakat Indonesia masih menganggap pembahasan tentang seksual adalah hal yang tabu.

Selama ini dianggap tidak perlu untuk mempelajari dan membahasnya karena seks dianggap tidak etis, jorok, dan terkesan kurang sopan. Bukankah itu hanya persepsi masyarakatnya saja? Apabila pengetahuan tentang seks diajarkan sedini dan sebijak mungkin, kasus pelecehan seksual atau pencabulan kemungkinan akan bisa diminimalisir.

2. Tidak memikirkan dampak pada diri sendiri maupun korban

Ilustrasi Kencan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pelaku pencabulan atau pelecehan seksual memiliki pemikiran yang benar-benar pendek. Pasalnya, mereka tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan dari tindakannya. Selain korban yang terdampak, tidakkah dirinya juga akan merasakan akibatnya?

Dampak bagi korban bukan main-main, lho. Trauma yang dialami korban bisa menyebabkan putus asa dan kehilangan semangat diri, serta mengalami tekanan batin. Korban bahkan bisa berbalik menjadi pelaku. Contohnya, kasus sodomi yang dilakukan oleh mereka yang pernah menjadi korban.  

Para pelaku seharusnya menyadari betapa beratnya hukuman bagi pelaku pencabulan atau pelecehan seksual. Bukan hanya penjara bertahun-setahun atau hukuman mati, tapi juga hukuman sosial masyarakat.

3. Akibat terus menerus menonton film porno

Ilustrasi Sensor Konten (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebagian besar pelaku pencabulan atau pelecehan seksual selama ini mengaku karena dorongan akibat terlalu sering menonton film-film porno. Mereka bahkan sudah berada pada level kecanduan.

Tahukah kamu, penyebab orang sampai kecanduan mengonsumsi film porno tersebut adalah lingkungan yang buruk. Awalnya mereka hanya ikut-ikutan, namun lama-kelamaan mereka menonton sendiri tanpa sepengetahuan orangtua. 

Film porno membuat kecanduan dan dapat merusak mental orang yang nonton. Apabila tidak mampu mengontrol diri, mereka bisa menjadi pelaku pelecehan seksual. 

4. Mengetahui bahwa korban lemah dan mudah dirayu

Ilustrasi Menjambak (Perundungan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Apabila ditelisik, banyak kasus pencabulan dan pelecehan seksual dilakukan oleh oknum yang mengetahui karakter korban. Contoh, oknum ustadz, motivator, ataupun guru. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan korban selama berada di ranah pendidikan. Mereka juga yang mengetahui sifat dan gerak gerik murid. Namun sayang, mereka justru memanfaatkan kelemahan korban. 

Nah, di sinilah pentingnya peran orangtua. Terutama ketika mereka menitipkan anaknya ke pesantren ataupun sekolah umum. Pembekalan untuk memperkuat diri harus diajarkan terlebih dahulu. Penting untuk mendidik anak agar bisa menghindari dan menolak apabila ada orang menyentuh bagian-bagian tubuhnya yang sensitif.

Verified Writer

Norman Wijaya

Semakin kreatif dan informatif! @norman_wijaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya