TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serunya Megandu, Permainan Tradisi Asal Tabanan Setelah Panen di Sawah

Permainan tradisional emang lebih seru sih

disbud.tabanankab.go.id

Tabanan, IDN Times - Permainan tradisional seperti gobak sodor, petak umpet, egrang, congklak, dan lainnya semakin memudar, karena anak-anak zaman sekarang banyak yang meninggalkannya. Termasuk juga permainan megandu.

Permainan yang merupakan tradisi dari masyarakat agraris setelah masa panen di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini nyaris punah. Namun ada sejumlah orang yang berhasil menghidupkan kembali permainan tersebut, dan mulai diperkenalkan kepada generasi muda. Apa itu permainan tradisional megandu dan bagaimana cara memainkannya? Yuk simak penjelasan dari Ketua Sanggar Wintang Rare, Wayan Weda, dan I Nyoman Budarsana dari Sanggar Buratwangi.

Baca Juga: Jadi Warisan, Mengenal Permainan Megoak-goakan Ciptaan Raja Buleleng

1. Megandu adalah permainan lempar bola yang terbuat dari jerami dan dilakukan di sawah

Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)

Permainan megandu ini sudah ada sejak zaman dulu, di kala orangtua mengajak anak-anaknya ke sawah untuk menjalankan aktivitas bertani. Sambil membantu orangtuanya di sawah, anak-anak akan bermain menangkap capung, hingga melakukan permainan yang dinamakan megandu.

Megandu sendiri berasal dari kata gandu, artinya melempar bola yang terbuat dari jerami dan dibentuk seperti telur.

"Megandu adalah permainan lempar-lemparan, dengan menggunakan bola yang dibuat dari jerami atau disebut dengan bola gandu. Arena permainan megandu menggunakan petakan sawah. Biasa dimainkan sehabis panen," ujar Wayan Weda, Kamis (3/6/2021) lalu.

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

2. Permainan ini nyaris punah namun berhasil dihidupkan kembali setelah ada ajang pesta kesenian di Bali

Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)

Permainan megandu memang pernah ditelan oleh zaman dan nyaris punah. Namun, kata Weda, megandu ditampilkan lagi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). PKB yang selalu menggelar pesta kesenian setiap tahun membuat jadwal khusus untuk permainan tradisional khas Bali.

Di samping sebagai bentuk pelestarian seni dan menghargai warisan leluhur, program PKB tersebut sebagai syarat untuk menampilkan materi seni yang belum pernah diangkat. Permainan megandu dipentaskan pada PKB pada tahun 1998 sebagai Duta Kabupaten Tabanan.

Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)

Sebuah stasiun televisi nasional juga pernah menayangkan permainan megandu dalam tayangan Festival Anak Bali sekitar tahun 2012. Lalu tahun 2016, permainan megandu kembali dipentaskan dalam ajang PKB, namun dalam bentuk tari kreasi baru.

Penggarap tarinya adalah seorang seniman asal Tabanan bernama Ni Luh Nyoman Sri Suryati, dan musik iringannya diciptakan oleh seniman I Wayan Muder. Dalam penyajiannya, tari megandu menggunakan iringan gamelan gong kebyar, yang didukung oleh Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Pucil Makembang dari banjar setempat.

Hal itu berlanjut sampai tahun 2018 dalam ajang PKB ke-40. Sanggar Wintang Rare memainkan megandu di ajang tersebut, namun berkolaborasi dengan permainan silat, megender (Memainkan alat musik tradisional gender), megending (Menyanyi), dan cecimpedan (Tebak-tebakan dalam Bahasa Bali). Permainan megandu juga menjadi trademark ketika Sangar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare menggelar Festival Ke Uma pada tahun 2017.

Baca Juga: Permainan Tradisional di Klungkung Nyaris Punah

Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)
Berita Terkini Lainnya