TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Percakapan Bahasa Bali sehari-hari di Pasar

Mulai dari tanya harga hingga menawar

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Dulu, pasar tradisional terkesan kumuh, kotor, becek, dan bau. Namun kini beberapa pasar tradisional berubah wajah bak pertokoan di mal. Tertata rapi, tidak berbau, dan bahkan ada yang menggunakan lift maupun eskalator seperti Pasar Badung di Kota Denpasar, misalnya.

Kamu pernah gak sih mengunjungi pasar tradisional yang ada di Bali? Yuk, belajar Bahasa Bali. Berikut ini percakapan Bahasa Bali sehari-hari di pasar.

Baca Juga: 10 Bahasa Bali yang Sama dengan Bahasa Daerah, Namun Berbeda Makna

1. Membeli sesuatu

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

A: Bu, wenten be siap ajak jukut kangkung nggih? (Bu, ada daging ayam dan sayur kangkung ya?)

B: Be siap wenten, kangkung sampun telah (Daging ayamnya ada, kangkungnya sudah habis).

Baca Juga: 10 Lawan Kata dalam Bahasa Bali, Belajar Yuk!

2. Bertanya harga

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

A: Be celeng kuda nika a kilo? (Daging babinya berapa sekilonya?)

B: Menek hargane, mangkin satus tali a kilo (Harganya naik, sekarang Rp100 ribu sekilo).

3. Membeli kue

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

A: Bu, numbas jaja Bali (Bu, beli jajan Balinya).

B: Kuda icen tiang niki? (Berapa saya kasih atau berapa mau beli?).

A: Pitung tali manten nggih (Rp7 ribu saja ya).

4. Menawar harga

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

A: Be pasihe kuda niki? (Ikan lautnya ini berapa?)

B: Molas tali nika (Rp15 ribu).

A: Ten dados nawah nggih, roras tali? (Tidak bisa nawar ya, Rp12 ribu?)

B: Ampurayang, ten mresidayang nika (Mohon maaf, tidak bisa).

Baca Juga: Kamus Percakapan Bahasa Bali Sehari-hari di Pantai

5. Membeli sayuran

Ilustrasi pasar.(Instagram.com/infopasarbadung)

A: Bu, numbas jukut urap niki limang tali, sampunang bes lalah nggih (Bu, beli sayur urapnya Rp5 ribu, jangan terlalu pedas ya).

B: Nggih, jantos dumun (Iya, tunggu sebentar).

6. Memberi tahu kalau ada barang bawaan jatuh

Ilustrasi pasar. (Instagram.com/infopasarbadung)

A: Pak, niki dompet ragane, ulung busan di tongos tiange (Pak, ini dompetnya, tadi jatuh di tempat saya).

B: Matur suksma niki (Terima kasih).

7. Menanyakan ada barang ketinggalan

Ilustrasi pasar. (Instagram.com/infopasarbadung)

A: Bu, wenten belanjaan tiang kecag driki nggih? (Bu, ada belanjaan saya ketinggalan di sini ya?)

B: Oh sane tas barak niki nggih? Kaden tiang panak tiang bapak ane baju selem nika meduwe (Oh tas yang merah ini ya? Saya kira bapak yang baju hitam itu yang punya).

A: Nggih bu, suksma (Iya bu, terima kasih).

8. Menyuruh anak ke pasar

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

A: Geg, ke peken jebos nggih, numbas tabia, tabiane telah. Ibu lakar ngae sambel (Geg (panggilan untuk anak perempuan), tolong ke pasar ya, beli cabai, cabainya habis. Ibu mau bikin sambal).

B: Tabia napi bu? (Cabai apa bu?)

A: Tabia gede ajak ane cenik nggih, geg (Cabai besar dan kecil ya, geg).

B: Nggih bu, mangkin tiang ke peken (Iya bu, sekarang saya ke pasar).

9. Beli nasi campur

Nasi campur Men Lotri. (Instagram.com/balipunyarasa)

A: Bu, numbas nasi ne duang bungkus (Bu, beli nasinya dua bungkus)

B: Aji kuda niki? (Mau yang berapaan ini?)

A: Dasa talian nggih, sampunang dagingin be mesisit nggih (Rp10 ribuan, jangan diisi lauk suwir)

A: Nggih (Ya).

Baca Juga: 5 Kuliner Tradisional di Renon Denpasar, Mulai Harga Rp5 Ribu

Berita Terkini Lainnya